Tari Cokek adalah tarian tradisional Betawi. Meski berasal dari suku Betawi, tarian ini sebenarnya merupakan perpaduan antara budaya Betawi, Sunda, dan Tionghoa. Dalam perkembangannya Tari Cokek dijadikan sebagi tarian penyambut tamu. Gerakan-gerakan dalam tari ini antara lain berupa gerakan berputar, maju mundur, berjinjit, serta gelengan kepala. Para penari sendiri mengenakan kostum berupa baju kurung dengan celana panjang yang terbuat dari bahan sutra dan dilengkapi dengan sehelai selendang. Sementara alat musik yang menjadi pengiring tarian antara lain Gambang Kromong, suling, gendang, dan kecrek. Agar dapat lebih mengenal tarian khas Betawi ini simak pembahasan lengkapnya di bawah ini. Sejarah Tari CokekGerakan Tari CokekFungsi dan MaknaKostum dan Propertia. Baju Kurungb. Celana Panjang Bahan Sutrac. SelendangTata RiasMusik Pengiringa. Gambang Kromongb. Sulingc. Gongd. Gendange. Kecrekf. Sukongg. Tehyanh. KongahyanPertunjukkana. Penempatan Panggungb. Jumlah PenariPesan Morala. Gerakan Tangan Keatasb. Gerakan Tangan Menunjuk Keningc. Gerakan Tangan Menutup Mulutd. Gerakan Tangan Menunjuk MataPelestarian Tari Cokeka. Acara Kemasyarakatan Betawib. Acara Budaya Lokal maupun Internasional Sumber gambar Pada mulanya tarian ini merupakan penggabungan tiga budaya yakni Betawi, Sunda, dan Tionghoa. Hal ini berawal dari kedatangan warga asli Tionghoa yang biasa dipanggil dengan Tan Sio Kek yang sering mengadakan pesta di rumahnya. Pesta tersebut juga sekalian memunculkan iringan permainan musik ala Tionghoa berisntrumen serupa dengan rebab 2 dawai yang juga dikombinasikan bersama alat musik tradisional khas Betawi. Alat musik tersebut terdiri dari suling, gong, dan kendang. Berkat perpaduan itu, para tamu undangan yang hadir ke pesta tersebut larut ikut menari. Sehingga dari sinilah bermula tarian tradisional khas Betawi yang dinamakan tari Cokek. Ada juga yang berpendapat bahwa asal kata “Cokek” diambil dari nama selendang yang juga digunakan dalam tarian. Tapi ada juga sebagian yang berargumen tentang kata “Cokek” diambil dari nama si Tuan Tanah, Tan Sio Kek. Berhubung yang melafalkan adalah Masyarakat Betawi, maka pengucapannya menjadi Sokek. Terlepas dari sumber yang mengabarkan tentang asal usulnya, tarian tradisional ini masih bisa eksis sampai sekarang entah itu di DKI Jakarta maupun Tangerang Selatan bahkan Banten. Gerakan Tari Cokek Sumber gambar Dalam hal gerakan, banyak kesan negatif yang diberikan kepada tari Cokek. Namun sudah banyak para seniman berusaha untuk menjadikan gerakan yang dilakukan para penari untuk lebih dinamis lagi dan tidak dipandang sebelah mata. Salah satu gerakan yang menjadi inti poinnya adalah gerakan maju mundur, memutar, berjinjit serta menggelengkan kepala sambil memainkan kelentikan kedua tangan hingga si penari berputar-putar. Gerakan berputar – putar tersebut disesuaikan dengan alunan musik yang membersamainya, yakni Gambang Kromong. Fungsi dan Makna Sumber gambar Sejak dulu, tari Cokek ini dianggap sebagai tarian hiburan bagi masyarakat lokal. Selain itu juga dimaksudkan sebagai upaya untuk menjaga kebersihan hati di lingkungan masyarakat. Namun, lambat laun untuk tetap terjaga dan melestarikan tarian ini, akhirnya tari Cokek dijadikan sebagai Tari Selamat Datang atau upacara penyambutan tamu. Kostum dan Properti Untuk mendukung pementasan dari tari Cokek ini, maka didukunglah dengan penggunaan kostum yakni baju kurung dan celana panjang sutra. a. Baju Kurung Sumber gambar Di masyarakat Betawi, baju kurung bentuknya menyerupai busana atasan yang lengannya panjang. Baju kurung ini biasanya terdiri dari ragam warna yang mencolok yakni seperti warna hijau, merah, kuning maupun ungu atau bisa juga dengan polosan saja. Kain pembuatan baju ini adalah kain sutra. b. Celana Panjang Bahan Sutra Sumber gambar Selain memakai baju atasan, para penari juga menggunakan baju bawahan berupa celana panjang yang sengaja dibuat dari kain satin. Dinamakan sutra, karena kain ini memiliki efek glowing jika dipakaikan pada penari. Sehingga pada pementasan, kostum yang dipakai penari akan menjadi daya tarik untuk memikat para penonton. Hal ini tentu akan membuat para audience terhanyut dalam tari Cokek. Sebagai tambahan di bagian bawah celana panjang nantinya akan ditambah hiasan yang warnanya sesuai dengan celana. c. Selendang Sumber gambar sewabusanabetawi. Untuk propertinya sendiri, tarian ini sangat sederhana karena hanya membutuhkan selendang. Selendang yang diberi nama “Cokek” tersebut nantinya akan digunakan untuk mengundang para tamu agar ikut naik ke atas panggung. Hal tersebut serupa dengan Tari Jaipong asal Jawa Barat dan Tari Gandrung asal Banyuwangi. Penggunaan selendang oleh para penari Cokek ini yakni pemakain pada pinggang dan membiarkan dua bagian ujung sambil diuarikan ke bawah. Tata Rias sumber gambar Kemudian, sebagai tambahan para penari juga membuat rambutnya disisir rapi ke belakang. Kemudian ada juga para penari yang mengepang rambutnya dan disanggulkan dengan bentuk sanggul yang besar. Lalu, rambut penari ini dihias dengan tusuk konde yang akan selalu bergoyang manakala para penari bergerak melenggak-lenggok. Musik Pengiring Nah, pada ulasan sejarah terdapat pembahasan tentang instrumen musik yang sangat khas pada tarian Cokek. Lagu yang biasanya dibawakan oleh bagian musik pengiring yakni terdiri dari Gelatin Nguk-nguk, Cente Manis Dipatok Burung, Surilang Enjot-Enjotan. Untuk detail pembahasan alat musiknya, simak dibawah ini ya. a. Gambang Kromong Sumber gambar Bagi masyarakat Betawi, media bunyi untuk menyalurkan kesenian sebagai perwujudan ekspresi mereka adalah melalui gambang Kromong. Seni Gambang Kromong ini mulai dikenal oleh masyarakat kurang lebih sekitar tahun 1930-an pada kalangan warga Tionghoa Peranakan atau biasa disebut Cina Benteng dilansir dari berita di Awalnya, seni musik ini hanya diberi nama Gambang. Namun, ketika memasuki periode awal abad ke-20, istilah penyebutannya ditambahkan Kromong. Hal ini dikarenakan tambahan instrumen bernama Kromong. Orang yang menjadi pionir dan memprakarsai Gambang Kromong India adalah Mie Hoe Kong. Gambang Kromong ini difungsikan sebagai penyemarak upacara adat untuk bagian kehidupan seseorang seperti halnya perkawinan, sunatan bahkan nazar. Untuk pementasannya sendiri, Gambang Kromong biasa mengiringi pertunjukkan tari cokek, lenong, dan hiburan khas Betawi lainnya. Sedangkan komposisi para pemain Gambang Kromong ini yakni terdiri dari pemimpin dan panjak alias pemain yang terdiri dari 8 – 25 orang. Pemimpin ini bertugas untuk menjalankan koordinasi dengan anggota, memilih penanggap, menentukan harga pentas, dan memutuskan tarif upah bagi pemain. Tarif yang diberikan kepada pemain akan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Uniknya, pemimpin dalam Gambang Kromong ini dapat sekaligus merangkap sebagai pemilik, anak maupun kerabat yang memang sudah diberikan wewenang untuk menjalankan tugas. Para panjak atau pemain sendiri dapat disesuaikan jumlahnya berdasarkan jenis musik yang dibawakan dan jumlah total pesanan penanggap. Beberapa peranan panjak terdiri dari panjak gambang, panjak kromong, panjak teh-hian, panjak kong-a-hian, panjak su-kong, panjak gong dan kempul, panjak gong enam, panjak ningnong, panjak kecrek, panjak bangsing, terompet, organ, gitar melodi, bas elektrik, drum, penyanyi dan penari. Keahlian yang dimiliki oleh para pemain panjak dapat diperoleh melalui beberapa cara. Pertama, belajar kepada generasi panjak sebelumnya yang memang sudah berpengalaman dalam kesenian khas Betawi ini. Kedua, bisa magang ke beberapa sanggar seni. Sebagai seorang Panjak, mereka dapat menampilkan dan bermain di mana saja. Bisa lewat cara ngamen bersama group, asalkan aturan mainnya tetap dijalankan. Yakni tidak memberatkan group yang lainnya ketika ngamen. b. Suling Sumber gambar Alat musik pengiring yang kedua adalah dengan menggunakan suling. Suling merupakan jenis alat musik yang dibuat dari kayu atau bambu. Hanya saja, seiring dengan bertambahnya zaman, suling modern bisa juga dibuat dari perak, emas atau kombinasi antar keduanya sehingga bisa dimainkan oleh para ahli. Ada juga suling yang dibuat dari nikel-perak atau sejenis logam dan dilapisi perak. Suling jenis ini biasa digunakan untuk para pelajar juga. Suara yang dihasilkan dari suling ini memiliki ciri khas yang lembut dan dapat dikombinasikan dengan alat musik jenis apapun. Cara memainkannya sangat mudah yakni cukup dengan meniup lubang yang sudah ada di suling sambil membuka lubang yang lainnya sesuai dengan nada yang akan dimainkan. c. Gong Sumber gambar Gong biasa dikenal sebagai alat musik khas Jawa. Nyatanya gong juga merupakan salah satu alat musik Betawi yang seringkali dipakai dalam pementasan kesenian Betawi. Jangan heran, gong ini juga sudah terkenal sampai wilayah Asia Tenggara sampai Asia Timur. Cara memainkan alat musik ini sendiri yakni dengan memakai alat lain untuk memukul gong yang sengaja dibalut dari kain tebal. Hal ini sangat berguna untuk memberikan proteksi pada kondisi fisik Gong. Selain itu, suara yang dihasilkan dari getaran yang ditimbulkan akan berbeda antara pemukul yang dibalut dengan kain dan pemukul tanpa kain. d. Gendang Sumber gambar Gendhang adalah alat musik yang asal muasalnya dari Jawa Tengah dan Jawa Barat dan difungsikan sebagai pengatur irama. Gendhang ini terdiri dari bermacam-macam jenis yakni Gendhang Kecil alias Ketipung. Untuk yang level Medium disebut sebagai Kebar atau Kendang Ciblon. Cara memainkannya sangat sederhana. Para pemain hanya perlu memukul gendang tersebut secara bergantian dengan ritem yang teratur. Suara yang aneh akan timbul manakala kedua bagian pada Gendhang tersebut dipukul secara bersamaan. e. Kecrek Sumber gambar Berbeda halnya dengan Gong dan Suling, Kecrek merupakan jenis alat musik yang seringkali digunakan sebagai alat musik dalam bidang seni perdalangan. Hal ini dijadikan sebagai kode dalam memberi isyarat maupun gerak sikap pada wayang. kecrek juga bisa digunakan sebagai penghias irama pada lagu yang dibawakan. Bila dimainkan, maka akan muncul suara crek, crek. Di Jakarta sendiri, kecrek juga merupakan salah satu alat musik yang dimasukkan dalam kesenian orkes musik Gambang Kromong Jakarta. Cara memainkannya terbilang mudah. Anda hanya harus memainkan kecrek dengan cara memukul alat musik tersebut menggunakan alat lainnya yang dijuluki cempala. Namun, untuk pementasan pada wayang Kecrek sendiri, alat musik ini dimainkan dengan cara ditekan menggunakan telapak kaki. Untuk memainkan Kecrek adalah dengan memukul alat tersebut dengan alat lainnya yang disebut cempala. Namun, biasanya bila dalam pertunjukan wayang Kecrek ditekan oleh telapak kaki. f. Sukong Sumber gambar Berdasarkan cara memainkan dan bentuknya, sukong memang masuk dalam kategori alat musik menyerupai rebab yang berasal dari Arab. Namun, ukuran Sukong sendiri terbilang lebih kecil dan hanya memiliki dua untai pada dawai. Cara memainkan sukong adalah dengan cara digesek. Untuk bagian badan sukong sendiri, alat ini dibuat dari batok kelapa. Untuk busurnya, sengaja dibuat dari batang pohon dan bersifat elastis. Rambut yang digunakan dalam busur di sukong sendiri biasanya menggunakan rambut ekor kuda jantan yang warnanya seperti putih keemasan. Selain mengiringi pementasan tari cokek, alat musik jenis ini juga digunakan untuk membersamai pementasan Tari Ondel-ondel dan pertunjukkan lenong. Alat musik ini difungsikan sebagai melodi. Sukong sendiri mampu menghasilkan irama dari lagu-lagu populer Betawi seperti Kincir-kincir dan Jali-jali. Walaupun Sukong ini merupakan alat musik yang muncul akibat budaya Betawi yang plural, alangkah baiknya Sukong juga tetap dilestarikan dan dijaga keberadaannya. Pasalnya, menurut beberapa catatan sejarah sukong menjadi salah satu alat musik yang dikategorikan langka. g. Tehyan Sumber gambar Tehyan merupakan alat musik gesek yang sengaja dibuat dari kayu jati. Tehyan juga memiliki tabung resonansi yang dibuat dari batok kelapa dan dilengkapi dengan senar. Suara yang dihasilkan oleh Tehyan adalah berupa nada – nada yang tinggi. Alat musik Betawi satu ini adalah hasil akulturasi dari budaya Betawi dan Tionghoa pada abad ke-18. Tehyan juga bisa dikombinasikan dengan alat musik lainnya seperti tanjidor. Selain digunakan sebagai instrumen tambahan pada tari cokek, tehyan juga bisa digunakan saat acara pernikahan, perayaan bahkan pemakaman. h. Kongahyan Sumber gambar ; Hati – hati saat pelafalan alat musik ini. Karena namanya hampir serupa dengan Tehyan. Nyatanya, Kogahyan merupakan alat musik gesek yang sangat mirip dengan rebab dan biasa ditemukan di Jawa, Bali, Sunda. Hanya saja, ukuran dari Kongahyan terlihat lebih kecil daripada tehyan dan sukong. Alat musik ini sering digunakan sebagai tambahan dalam pementasan kebudayaan pada beberapa suku di daerah tersebut. Pertunjukkan Sumber gambar Dalam pementasannya, tari Cokek diawali dengan alunan musik yang juga disebut sebagai wawayangan. Wawayangan ini dihasilkan dari alunan Gambang Kromong sebagai step eprtama penari untuk tergabung ke dalam panggung. Pada mulanya, para penari menggerakkan diri secara maju mundur dengan bergantian. Kemudian, para penari merentangkan tangan setinggi bahu penari mengikuti alunan musik. Kemudian, dilanjutkan dengan gerakan lain sampai mengajak para tamu untuk ikut larut dalam tarian dengan cara mengalungkan selendang pada leher tamu. Biasanya, tamu yang mendapat giliran pertama untuk dikalungkan selendang pada lehernya adalah para tamu terhormat. Kemudian dilanjutkan pada para tamu undangan lainnya yang mau diajak menari. a. Penempatan Panggung Pada pertunjukkan tari Cokek, panggung akan disetting agar bisa menjadi lebar dan luas. Sehingga wilayah atau gedung yang akan dijadikan panggung harus bisa diisi oleh banyak orang saat pementasan. Hal ini sangat penting, karena tari Cokek nantinya tidak hanya diisi oleh penari melainkan juga diisi oleh para penonton. Aktifitas ini biasa dikenal oleh warga Betawi dengan sebutan ngibing. Untuk pemain yang mengatur alunan Gambang Kromong, terdapat 7 orang, dan posisinya sering ada di bagian belakang atau sebelah panggung dengan duduk berkelompok. Sementara para penarinya yang bisa terdiri dari 5 sd 10 wanita berjajar di atas panggung mengikuti setiap ritme dan irama yang dibawakan para pemusik. Tarian yang juga disebut dengan julukan tarian Tangeran – Tanggerani ini juga dibawakan oleh laki – laki dan perempuan secara berpasang – pasangan. Pasangan ini diambil setelah melakukan aktivitas ngibing tadi. Hanya saja walaupun pasangan ini menari dengan jarak yang cukup dekat, namun tidak diperbolehkan adanya kontak fisik atau saling bersentuhan. Jika wilayah areal panggung luas, biasanya ada gerakan memutar pada lingkaran besar yang dilakukan oleh pasangan penari. Tarian khas Tangerang ini dikenal dengan budaya etnik Chinanya. Pertunjukkan tarian cokek ini sendiri juga dibilang serupa dengan sintren Yanga da di Cirebon maupun adanya ronggeng di Jawa Tengah. b. Jumlah Penari Pada mulanya, tarian ini dibawakan hanya 3 penari saja. Namun seiring dengan berkembangnya zaman, komposisi para penari Cokek, terdiri dari 5 – 10 kelompok wanita yang berjajar di atas panggung sambil terikut dalam ritme irama yang dihasilkan dari iringan musik. Pesan Moral Sumber gambar Ternyata, terdapat pesan moral dalam setiap gerakan yang dilakukan oleh penari Cokek dalam pementasan. Simak ringkasan sederhana pesan moral yang ingin disampaikan di bawah ini. a. Gerakan Tangan Keatas Ketika penari melakukan gerakan tangan ke atas, hal ini menunjukkan kepada para audience bahwa sebagai manusia kita hanya menggantungkan dan memohon terkabulnya harapan kepada Tuhan yang Maha Kuasa. b. Gerakan Tangan Menunjuk Kening Pada gerakan tangan yang selalu menunjuk kening, hal ini menjadi sebuah harapan bagi semua elemen masyarakat untuk selalu berfikiran baik dan tidak berprasangka buruk terhadap hal apapun. Karena berprasangka buruk terhadap sesuatu apapun tak mendapatkan kebaikan sama sekali. Terutama hal ini sangat dibenci oleh sang Pencipta. c. Gerakan Tangan Menutup Mulut Gerakan tangan menutup mulut menjadi pesan kepada masyarakat bahwa manusia harus senantiasa berkata baik. Apabla tidak dapat berkata baik, maka sebaiknya manusia bisa untuk memilih diam. d. Gerakan Tangan Menunjuk Mata Ketika penari melakukan gerakan tangan sambil menunjuk mata, hal ini menjadi simbol bahwasannya sebagai manusia harus selalu menjaga penglihatan dari hal hal yang buruk. Hal ini juga merupakan bentuk rasa syukur terhadap Pencipta kita karena memanfaatkan anugerah mata yang diberikan dengan maksimal. Pelestarian Tari Cokek Sumber gambar a. Acara Kemasyarakatan Betawi Dalam penjagaan dan pelestarian budaya tari Cokek ini sendiri, masyarakat Betawi berinsiatif untuk mengadakan adanya acara kemasyarakatan yang juga akan mementaskan seni tari tradisional Betawi. Hal ini dimaksudkan agar generasi muda tak melupakan budaya Betawi asli. b. Acara Budaya Lokal maupun Internasional Selain mementaskan tarian pada acara kemasyarakatan Betawi, tari Cokek juga dapat dipertontonkan lewat acara budaya lokal yang diadakan negara sendiri atau bahkan internasional. Untuk wilayah Internasional sendiri, biasanya tari Cokek asal daerah ibukota ini juga dibarengkan dengan tarian adat provinsi lainnya. Demikian ulasan mengenai tari Cokek. Jangan lupa juga simak tarian betawi lainnya, seperti tari yapong, tari ondel-ondel, tari Topeng Betawi hingga tari sirih kuning. Semoga dengan adanya pembahasan sederhana ini dapat memberikan keyakinan kepada generasi muda untuk selalu bangga dan senantiasa mengharumkan citra bangsa. Pun sebagai motivasi agar para pemuda dapat senantiasa menjaga dan melestarikan kebudayaan tari cokek ini dimanapun generasi itu berada. Jangan lupa simak ulasan tarian adat yang lain ya!
Tarianberkelompok ini sering dijumpai pada panggung-panggung pertunjukan. Contoh tarian berkelompok ini ialah tari Cente Manis dari Betawi, Burung Enggang dari Kalimantan, Tifa dari Papua, Yosim Panca dari Papua dan tari Belibis dari Bali. Dramari merupakan bentuk penyajian tari yang memiliki disain Dramatik. Tarian Betawi – Walau dari sejarah dikatakan jika Suku Betawi bukan menjadi suku asli DKI Jakarta, akan tetapi adat istiadat dan juga kebudayaan suku Betawi sudah dikenal luas sejak dulu sebagai ikon kebudayaan kota Jakarta. Dari mulai gambang kromong, ondel ondel, kerak telor, bir pletok dan lain sebagainya merupakan beberapa contoh kebudayaan khas Betawi yang tidak kalah menarik dengan daerah lain di Indonesia. Dari sekian banyak budaya Betawi, tarian Betawi juga sangat menarik dan cukup beragam yang dalam kesempatan kali ini akan kami bahas secara lengkap. Daftar Nama Tarian BetawiTari Zapin BetawiTari YapongTari Topeng BetawiTari Sirih KuningTari Renggong ManisTari Lenggang NyaiTari CokekTari Ronggeng BlantekTari BlenggoTari Gitek BalenTari Kembang Lambang SariTari Nandak Ganjen Tari Zapin Betawi Tarian Betawi bernama tari zapin Betawi adalah campuran dari tarian Melayu dengan kebudayaan Arab. Kata Zapin diambil dari bahasa Arab yang berarti zafana atau menari. Tarian ini masuk dalam jenis tari pergaulan karena sudah diberikan improvisasi, spontanitas dan juga kostum yang tidak memiliki aturan terikat baik dalam segi koreografi, komposisi tarian dan juga musik pengiring. Ketika pertunjukan tari dilakukan, tidak terdapat jarak juga antara penari dengan penonton sehingga para penonton bisa bebas ikut menari bersama para penari. Tari Yapong Tarian adat Betawi bernama yapong merupakan jenis tarian kontemporer yang melambangkan pergaulan masyarakat dan sukacita. Tari ini biasanya dilakukan pada acara atau pesta rakyat DKI Jakarta. Dari sejarah, tarian Betawi ini ada sejak tahun 1977 ketika ulang tahun kota Jakarta yang ke-450. Pada saat itu, tema tentang perjuangan Pangeran Jayakarta diusung dan dipercayakan pada seniman besar Bagong Kussudiarjo untuk menyelenggarakan acara itu. Tari yapong mempertunjukkan adegan sendratari dimana para penari akan menari secara riang sambil menyambut kedatangan Pangeran Jayakarta. Nama yapong sendiri diambil dari lagu yang mengiringi penari yang terdengar seperti “ya, ya, ya” dan iringan musik yang terdengar seperti “pong, pong, pong”. Banyak orang yang menganggap tarian ini sangat menarik sehingga semakin dikenal sekarang ini. Tari Topeng Betawi Tari topeng merupakan tarian khas Betawi dengan menggunakan topeng sebagai ciri khasnya. Tarian ini merupakan perpaduan dari seni tari, musik dan juga nyanyian. Sama seperti pertunjukan teater, para penari nantinya akan menari diiringi dengan musik dan juga nyanyian yang bersifat teatrikal dan komunitatif dari gerakannya. Dalam pementasannya, tarian Betawi ini akan diawali dengan lagu dan musik pengiring yang kemudian akan dilanjutkan dengan penari mulai keluar sambil menari menggunakan topeng. Untuk gerakannya sendiri tergantung dari tema yang sangat bervariasi seperti kritik sosial, cerita legenda, kehidupan masyarakat dan juga cerita lainnya. Tari topeng Betawi ini selalu menyampaikan pesan lewat gerakan para penari yang sangat menghibur untuk dilihat. Tari Sirih Kuning Tarian daerah Betawi bernama tari sirih kuning dilakukan secara berpasangan dan diiringi musik khas Betawi yaitu Gambang Kromong. Tarian Betawi ini umumnya dilangsungkan ketika menyambut atau memeriahkan acara dan menjadi tarian kembangan dari tari cokek yakni tari tradisional adat Betawi dan banyak berkembang di daerah Tangerang. Tari sirih kuning ini juga biasa dipakai sebagai pengiring pengantin Betawi ketika masuk ke pelaminan dengan proses penyerahan sirih dare dari mempelai pria pada pengantin wanita. Tari ini juga sering dipertunjukkan pada acara kehormatan para tamu atau penyambutan. Tari Renggong Manis Tari renggong manis merupakan tarian suku Betawi yang merupakan perpaduan dari persilangan budaya. Tari ini menceritakan tentang ungkapan bahagia serta kebersamaan remaja putri dari kombinasi budaya Betawi, Arab, Cina Klasik dan India. Tarian Betawi ini umumnya dilakukan pada acara yang bersifat resmi seperti penyambutan para tamu. Kebahagiaan dari tuan rumah atas datangnya para tamu akan diperlihatkan lewat tari renggong manis tersebut. Tari Lenggang Nyai Pada awalnya, tarian Betawi ini diambil dari kisah gadis cantik asal Betawi bernama Nyai Dasimah yang sedang bingung dengan dua pilihan pasangan hidup yakni pria Belanda dan juga pria Indonesia. Ia kemudian menjadi istri pria berkebangsaan Belanda bernama Edward William dan merasa terkekang dengan aturan sang suami. Nyai Dasima kemudian menjadikan alasan ini untuk memberontak karena kesewenangan yang terjadi pada dirinya. Perjuangan atas hak perempuan tersebut kemudian menginspirasi Wiwiek Widiastuti untuk mengenang perjuangan Nyai Dasima dalam tari lenggang nyai tersebut. Dalam tarian ini terlihat sangat lincah sebagai kekhasan masyarakat Betawi dan sering terlihat bergerak dari satu sisi ke sisi lainnya. Tari lenggang nyai ini juga menggambarkan keceriaan dan keluwesan seorang gadis muda asal Betawi yang sangat indah untuk disaksikan. Tari Cokek Tari cokek merupakan tarian adat Betawi yang bisa sering dilihat di daerah Tangerang. Tarian ini merupakan perpaduan dari budaya Betawi, Banten dan juga Cina yang sudah ada sejak abad ke-19 di daerah Teluknaga, Tangerang dari seorang saudagar Cina bernama Tan Sio Kek. Tari ini dimainkan oleh 3 penari perempuan namun untuk sekarang bisa dilakukan hingga 5 penari perempuan dan beberapa pria sebagai pemain musik untuk mengiringi tarian cokek tersebut. Selendang nantinya akan terikat di pinggang para penari yang menjadi ornamen utama penari berpadu dengan kebaya warna terang dan selendang tersebut bernama cokek. Tarian ini jika dilihat hampir sama dengan tari sintren asal Cirebon atau tari ronggeng dari Jawa Tengah karena penari bisa mengajak para penonton ikut menari bersama. Namun yang membuat tari cokek ini menarik adalah karena iringan musik Gambang Kromong tersebut. Tari Ronggeng Blantek Tari ronggeng blantek merupakan jenis tarian khas Betawi yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda yang dulunya dipertunjukkan sebagai pembuka Topeng Blantek. Sedangkan topeng blantek sendiri merupakan pertunjukkan teater rakyat yang dilakukan untuk menghibur tuan tanah pada saat itu. Tarian ini menceritakan tentang kehidupan masyarakat Betawi yang dikemas bersama lawak. Jika dulu tarian ronggeng blantek ini dipertunjukkan sebagai pembuka topeng blantek, namun kini sudah menjadi pelengkap dari pertunjukan Jipeng. Tari Blenggo Tari blenggo merupakan tarian suku Betawi yang menggunakan gerakan silat sebagai gerakan dasar dari tarian seperti tari samra. Tarian Betawi ini mengutamakan keindahan gerak yang sekarang terbagi menjadi dua jenis berdasarkan irama musik pengiring yakn Tari Blenggo Ajeng yang diiringi dengan musik hampir sama dengan gamelan Bali dan juga Tari Blenggo Rebana yang diiringi dengan alunan musik rebana biang. Tari blenggo ini umumnya akan dibawakan para penari di tengah para pemain musik. Sedangkan gerakannya merupakan perpaduan dari tari dan silat sehingga akan terlihat banyak gerakan seperti membungkuk dan gerakan melangkah dan para penari dituntut untuk bisa melakukan jurus jurus dalam silat. Para penari sendiri biasanya dilakukan para pria berpakaian serba hitam seperti pemain pencak silat yang diiringi dengan lagu rebana biang yang disebut dengan belenggo rebana. Sedangkan tari blenggo yang diiringi gamelan ajeng disebut dengan blenggo ajeng. Tari Gitek Balen Tari gitek balen menceritakan tentang ekspresi diri para remaja perempuan yang sedang beranjak dewasa. Gerakan dalam tarian Betawi ini terlihat sangat dinamis yang sesuai dengan kelincahan gerak para gadis ketika masuk ke masa pubertas sehingga terlihat sangat gembira. Tari Kembang Lambang Sari Tari Kembang Lambang Sari merupakan jenis tari yang terinspirasi dari kisah Bapak Jantuk Teater Topeng Betawi. Dalam kisah Bapak Jantuk tersebut memperlihatkan bentuk ekspresi kegembiraan dari orang tua ketika mengasuh anak anaknya dan diwujudkan dalam bentuk tari ini. Tari Nandak Ganjen Tari nandak ganjen adalah tarian dari Betawi yang terdiri dari dua kata yakni Nandak dan Ganjen. Nandak mengartikan menari dan Ganjen mengartikan genit. Tarian ini menceritakan tentang gambaran kelincahan dan kegenitan remaja yang sedang beranjak dewasa dengan ekspresi ceria, bebas dan juga gembira.TariTopeng Betawi bersifat teatrikal, dengan cerita kehidupan masyarakat yang ditampilkan dalam gerakan dan lakon yang mengandung pesan moral. Tarian ini awalnya dipentaskan keliling sebagai hiburan dalam acara pesta seperti khitanan atau pernikahan karena dipercaya bisa menjauhkan dari marabahaya.
Des États-Unis, Bar$$ - $$$MenuDes États-Unis, Grilladerie$$ - $$$Des États-Unis, Bar$$ - $$$Des États-Unis, Café$$ - $$$Des États-Unis, Bar$$ - $$$Des États-Unis, Bar$$ - $$$MenuDes États-Unis, Fruits de mer$$ - $$$MenuDes États-Unis, Microbrasserie$Épicerie fine$$ - $$$MenuDes États-Unis$$ - $$$MenuDes États-Unis, Petit restaurant$Des États-Unis, Bar$$ - $$$Des États-Unis, Grillades$Restaurants à bières$$ - $$$MenuChinoise, Asiatique$$ - $$$MenuDes États-Unis, Petit restaurant$Des États-Unis, Bar$$ - $$$Des États-Unis$$ - $$$MenuDes États-Unis, Pizza$MenuDes États-Unis, Bar$$ - $$$
fHkp.