Adapunsumber yang menyebutkan nabi Khidir merupakan putra nabi Adam, Keturunan Harun, dan keturunan Fir'aun sangat lemah. Kedua, Apakah Nabi Khidir seorang Wali atau Nabi? Dalam buku ini disampaikan bahwa mayoritas Ulama menyepakati bahwa Khidir adalah seorang nabi dan ilmunya merupakan pengetahuan tentang perkara-perkara batiniah yangJAKARTA -Salah satu kekuatan utama dari Kitab az-Zahrun Nadhir fi Naba'il Khadir karya Ibnu Hajar al-Asqalani adalah menyebutkan banyak sumber referensi ulama terkemuka. Misalnya, seperti banyak dinukil pendapat Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim. Kekuatan lain dari buku ini adalah dilengkapi dengan pendapat sejarawan Muslim terkenal, seperti Ibnu Jarir ath- Thabari dan lainnya. Kitab ini juga menjelaskan beberapa riwayat yang berkaitan erat dengan garis keturunan Nabi Khidir. Pertama, pendapat yang menga takan bahwa Nabi Khidir adalah putra Nabi Adam AS. Pendapat ini disampai kan oleh Daruquthni di dalam karya nya berjudul al-Afrad dari jalur Raw wad bin Jarah. Kedua, pendapat yang mengatakan bahwa Nabi Khidir adalah putra Qabil bin Adam AS. Pernyataan ini pernah dikatakan oleh Abu Hatim as-Sijistani dalam kitab al-Mu'ammarin. As-Sijistani mengatakan, Kami mendapati kisah ini dari guru-guru kami, salah satunya Abu Ubaidah. Abu Hatim as-Sijistani menambahkan penjelasannya bahwa nama asli Khidir adalah Khadirun. Ketiga, pendapat yang disampaikan oleh Wahhab bin Munabbih. Me nurut dia, nama asli dan garis keturuan Khidir adalah Balya bin Mulkan bin Qali bin Syalikh bin `Abir bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh. Pendapat ini diamini oleh Ibnu Qutaibah dan an-Nawawi. Namun, an- Nawawi menambahkan, ada beberapa orang yang menyebut bahwa ia adalah Kilman bukan Mulkan. Keempat, pendapat yang disampaikan oleh Ismail bin Abi Uwais. Ia mengatakan, Khidir adalah Mu'ammar bin Malik bin Abdullah bin Nash bin al-Azad. Ada pula yang mengatakan bahwa nama aslinya adalah `Amir, sebagaimana diceritakan oleh Abu al-Khattab bin Dihyah, yang bersumber dari Ibnu Habib al-Baghdadi. Kelima, pendapat yang mengatakan bahwa Khidir adalah putra Ama nil bin Nur bin al-`Ish bin Ishaq. Pendapat ini diungkapkan oleh Ibnu Qutaibah. Sementara, menurut Muqatil, ayahnya bernama `Amil.
Setelahanak mama berusia 1 bulan, tingginya akan bertambah sekitar 4 sampai 5 cm. Pertambahan ini akan terjadi setiap tahun hingga menginjak usia balita dan masa pubertas. Tinggi badan ideal diusia 4 hingga 5 tahun pada anak laki-laki sekitar 103,3 cm sampai 110 cm. Sedangkan, pada anak perempuan sekitar 102,7 cm hingga 109,4 cm.loading...Nabi Khidir memiliki banyak keistimewaan. Tiap tempat gersang yang ia ia pijak berubah menjadi hijau. Foto/Ilustrasi Ist Legenda Nabi Khidir amatlah masyhur. Musa Kazhim, mengutip dari tafsir Al Mizan karya Allamah Husein Thabathaba’I menyatakan, salah satu tanda kenabian atau mukjizat Khidir ialah setiap kali ia duduk di atas kayu ataupun tanah gersang, maka berubahlah tempat yang didudukinya menjadi hijau royo-royo. Itulah alasan mengapa dia dipanggil dengan sebutan Khidir atau “Yang Hijau”. Jalaluddin as-Suyuthi dalam tafsir ad-Dur al-Mantsur menukil hadist yang diriwayatkan oleh Ibn Abbas sebagai berikut “Sesungguhnya Khidir disebut Khidir lantaran setiap dia sholat di atas hamparan kulit putih, maka hamparan itu tiba-tiba berubah menjadi hijau.” Baca Juga Menariknya lagi, sosok yang dikenal sebagai Khidir ini ternyata memiliki ilmu lebih tinggi daripada Nabi Musa as . Allah SWT berfirman “Musa berkata kepadanya Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?’ Dia menjawab Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?’ Musa berkata Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusan pun.’ Dia berkata Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu pun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu.'” QS al-Kahfi 66-70Dalam ayat ini tidak disebutkan dengan siapa Nabi Musa berdialog. Namun para ulama sepakat yang dimaksud adalah Khidir. M Quraish Shihab dalam Tafsir Al Misbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran, mengatakan meski dengan rincian pendapat yang bermacam-macam, tapi nama Khidir selalu muncul dalam banyak buku tafsir. Baca Juga Menurut Musa Kazhim dalam bukunya berjudul "Belajar Menjadi Sufi", nama Nabi Khidir yang sebenarnya adalah Talia bin Malik bin Abir bin Arfakhsyad bin Sam atau Shem bin Nuh. Ia adalah seorang anak raja pada zaman kenabian Zulkarnain as. Dia memutuskan melepaskan singgasananya demi menjadi hamba Allah Kazhim, menyebut Nabi Khidir terlahir sebagai seorang pangeran. Ia sebenarnya sudah mendapatkan semua kemewahan dunia yang diinginkannya. Tapi keinginan Khidir bukan itu. Dia ingin sesuatu yang sempurna, yang abadi, yang bisa menjawab segala ketakpuasan – sekali untuk selamanya. Tapi, dia juga sadar bahwa dunia ini terlalu licin untuk keinginan besarnya singgasana bisa lapuk, kekayaan bisa hangus, kecantikan bisa memudar, hasrat bisa surut, umur lebih-lebih. Tapi jiwanya sudah terlanjur gelisah. Pasti ada sesuatu seperti yang dia inginkan itu. Pasti ada dan dia harus menemukannya sebelum usianya habis. Baca Juga Dia kemudian meneruskan pencariannya. Dia mencari dan terus mencari. Hingga akhirnya dia berhenti di sebuah titik; dia menemukan Tuhan. Awalnya dia hanya melihat kehadiran Tuhan pada hal-hal yang tampak besar di mata; pada awan yang berarak, pada langit yang tak bertiang, pada bumi yang membentang, pada sungai yang berkelok, pada burung yang melayang, pada manusia yang beragam. Dia terpukau dan mulai menenggelamkan dirinya dalam kebaktian. Ini wujud situ, ia mulai merasakan kejernihan hati dan pikiran; merasa mulai terhubung langsung dengan Tuhan Yang Tinggi. Dia juga senang bisa menyadari betapa kasih sayang dan perhatian Tuhan terus menyokong kehidupannya, membuatnya bisa hadir dan menikmati segala yang ada di dunia ini – dari sebelumnya tak pernah ada sama sekali. Dia lalu semakin tenggelam dalam peribadatan. Syukurnya menjadi tak suatu ketika. Dia tiba-tiba merasa seperti orang yang sedang digulung tsunami kesadaran baru. Dia mendadak bisa merasakan bahwa dunia yang sedang dia pijak, dunia yang berputar, dunia tempat miliaran orang bergerak ke sana kemari, dunia yang menampung segala keragaman dan tingkah penghuninya, hanyalah sebuah mimpi! Ya, mimpi, ilusi. Semua ini di matanya hanyalah mimpi. Mimpi yang terlihat “nyata” pada mereka yang nuraninya tertidur pulas. Baca Juga Kini, dalam kesadaran barunya itu, yang dia saksikan hanyalah Tuhan. Dia bisa melihat Tuhan hadir di segala penjuru; di tikungan jalan, di tembok yang tegak, pada laut yang bergelok, pada tubuhnya sendiri. Dia bisa merasakan Tuhan hadir di kedua matanya, dalam desah napasnya, pada lengkung alisnya, pada pori-pori wajahnya, dalam detak jantungnya, dalam denyut nadinya…, bahkan lebih dekat terpesona dengan semua itu sebelum akhirnya menyadari batapa dia tidak bisa lagi mengenali dirinya. Dia bahkan tak mampu berkata-kata lagi. Dia bisa layaknya buih yang pingsan dalam dekapan samudera. Tapi dalam kesadarannya yang baru itu – dan perasaan dekat dan akrab kepada Tuhan yang menyertainya – dia masih goyah seperti nyiur di tepi pantai. Dia belum mampu mengendalikan kesadaran barunya itu sepenuhnya. Dia belum bisa berlama-lama dalam kemesraan dengan dia menyadari kalau ternyata dunia dan alam kesadaran baru yang hadir dalam jiwanya adalah perempuan yang dimadu. Perhatian kepada yang satu menimbulkan iri kepada yang lain. Dia harus memilih. Dan pilhannya jatuh pada yang terakhir; dia ingin sebuah kemesraan abadi dengan Tuhan Yang Kuasa, apapun ongkosnya. Dia ingin tak ada lagi mendengar kata perpisahan. Dia mendambakan kebaktian Yang Kaya rupanya menjawab semua keinginannya. Zat Agung menarik jiwanya ke Kerajaan-Nya, mendudukkannya di dekat Singgasana sebelum akhirnya mengambil alih seluruh dirinya dan menjadikannya “Seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” Jalannya kini sudah terbuka lebar. Ilmu langsung dari Tuhan membuat dia bisa menahan kematian tak kunjung bisa mendekatinya, hingga hari ini. Ilmu juga yang membuat dia bisa membawa napas kehidupan ke manapun kakinya melangkah, hingga detik ini. Baca Juga mhy Melihatsilsilah, Nabi Khidir -ada yang menyebut Khaidir— adalah keturunan Nabi Ismail. Nama lengkapnya ialah Balya bin Malkan bin Faligh bin 'Abir bin Syalikh bin Arfakhsyaz bin Sam bin Nabi Nuh. Musa" Lalu Musa disuruh menemuinya untuk berguru di tempat yang disebutkan ciri-ciri tempatnya. Cara Nabi Khidir mengajar Nabi Musa tidak
Artinya Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan) dan Engkaulah sebaik-baik pemberi ahli waris. 2. Doa Nabi Zakaria. Mengutip dari buku Panduan Cepat Hamil Menurut Tuntunan Islam karya Risma Sundari, Nabi Zakaria AS meminta kepada Allah SWT untuk diberikan keturunan yang saleh, Bunda. Ia pun membacakan doaBahwaAllah Taala berfirman menyuruh Nabi Khidlir bersama dengan kita menyertai pada segala barang pekerjaanku." Kalimat di atas adalah perintah Iskandar Zulkarnain kepada para panglimanya untuk memeluk agama Islam. Dengan suka cita ia mengumumkan bahwa Nabi Khidir diutus Tuhan menemuinya. Kegembiraannya itu juga langsung dikabarkan dengan
Selainditandai kosmologi, ada tanda lain yaitu berada di ciri fisik Nabi Khidr yaitu Nabi Khidr tidak mempunyai tulang jempol. Selain tulang jempol, memang sulit mengetahui bahwa itu adalah Nabi Khidr, karena wajahnya yang sering berganti-ganti serta penampilannya tidak menunjukkan dari kalangan orang alim.
CaraBertaubat & 4 Ciri-ciri Orang Bertaubat; Nasihat Nabi Khidir dalam Menyikapi Hidup; 2, Kisah nabi Adam: Malaikat sujud pada nabi Adam. Keturunan nabi Adam AS. Setelah bertemu dengan Siti Hawa, lalu tinggallah mereka bersama dipermukaan bumi ini. Dan oleh Allah diberi karunia keturunan yang banyak dan setiap kali melahirkan anaknyaNabiKhidir alayhi sallam ialah seorang Nabiyulloh yang masih keturunan Nabi Nuh as, Nama asli beliau adalah Abil Abbas Balya bin Malkan bin Falekh bin Ghabir bin Saleh bin Arfasad bin Sam bin Nuh as. - Insya Allah anda akan ditemui oleh Nabi Khidir as, dan sampaikanlah keinginan anda. - Salah satu ciri beliau ini Ibu Jarinya lunak tak NabiKhidir adalah keturunan Nabi Nuh As, banyak jumhur ulama mengatakan bahwa Nabi Khidir masih hidup sampai sekarang, (Imam An-Nawawi dalam Syarah Muslim Juz 15, Hal 135-136 min Ciri-ciri orang yang mendapat istidraj, yaitu : 1. Ibadah semakin menurun tapi Kesenangan makin melimpah HYQ3.