Iapun akhirnya melakukan relaktasi, hingga akhirnya berhasil menyusui bayi sampai si kecil berusia 2 tahun! Cerita Ibu Ukky yang dibagikan lewat akun Instagram @kumparanMOM ini mendapat respons dari followers. "Wah sedih yaa sampe ngga mau nyusuin anak, sampe cemburu jg yaAllah 😢😢😢," tulis akun @lekaoktariisella. Tidak ada jaminan kisah menyusui seorang ibu akan berjalan semulus kulit bayi. Ada kalanya harus berhenti memberikan ASI karena berbagai faktor. Ketika akan memulai kembali, itu disebut fase relaktasi. Kabar baiknya, ini adalah hal yang sangat mungkin dilakukan. Relaktasi berarti memulai kembali menyusui bayi setelah periode tanpanya. Ekspektasi ibu harus realistis. Jangan lupa, sertakan support system terbaik agar tidak mudah merasa bersalah dan menghakimi diri sendiri. Faktor yang berpengaruh Tidak ada patokan berapa lama seorang ibu bisa kembali sukses menyusui buah hatinya. Ada yang perlu waktu beberapa minggu, ada pula yang lebih lama. Beberapa faktor yang turut berperan dalam kesuksesan relaktasi adalah Usia bayi Semakin kecil usia bayi, kemungkinan suksesnya relaktasi pun kian besar. Tingkat kesuksesan tertinggi ada pada ibu yang memiliki bayi berusia 3-4 bulan. Frekuensi Seberapa sering seorang ibu menyusui dan memerah ASI juga tak kalah penting. Faktor fisiologis yang paling krusial adalah seberapa sering payudara mengosongkan ASI. Ini akan memberikan sinyal ke otak untuk segera memproduksi ASI. Suplai ASI Jumlah dan konsistensi suplai ASI pada masa sebelum berhenti menyusui juga berperan. Apabila suplainya terjaga dengan baik, akan jauh lebih mudah melakukan relaktasi. Edukasi Ibu yang paham betul tentang relaktasi akan lebih teredukasi dan siap dengan berbagai aspeknya. Ini juga berlaku pada orang-orang sekitar yang turut berperan mulai dari pasangan, orangtua, pengasuh, kerabat, dan siapapun yang ada di lingkaran terdekat. Semua harus paham apa itu relaktasi. Dukungan Mengingat proses ini tidaklah mudah, perlu ada dukungan dari orang-orang terdekat. Bukan hanya dari konselor laktasi, namun juga keluarga dan teman-teman. Ini juga berlaku untuk dukungan dari pekerjaan. Sebab, relaktasi juga memungkinkan sang ibu untuk mengambil cuti dari pekerjaan untuk sementara. Baca Juga10 Manfaat Kurma untuk Ibu Menyusui, Wanita Wajib TahuPenyebab Ibu Menggigil Kedinginan Setelah Melahirkan atau Saat MenyusuiKenali Gejala dan Bahaya Mastitis Payudara untuk Kepentingan Si Kecil Berapa lama prosesnya? Tubuh setiap individu akan merespons berbeda saat menjalani relaktasi. Namun, perubahan awal akan terlihat setelah mencoba selama 2 minggu. Beberapa pakar juga meyakini durasi ini bergantung pada berapa lama anak berhenti menyusu langsung. Rata-rata pada sebagian besar kasus, relaktasi sepenuhnya perlu waktu sekitar 1 bulan hingga berhasil. Namun tetap, ini bukanlah patokan mutlak. Jika prosesnya berlangsung lebih lama dari 1 bulan pun, ibu tak perlu menyalahkan diri sendiri. Di sinilah pentingnya dukungan serta pemahaman bahwa relaktasi bukan hal yang bisa dibanding-bandingkan. Proses menyusui adalah perjalanan yang begitu fleksibel. Terlebih bagi ibu yang sebelumnya sudah menyusui, tentu jadi lebih mudah untuk kembali ke pola sebelumnya. Lalu, berikut ini beberapa strategi sukses relaktasi 1. Perah atau menyusui sesering mungkin Suplai ASI sangat bergantung pada seberapa sering payudara dikosongkan. Baik lewat menyusui langsung maupun memerah ASI. Semakin sering payudara kosong tuntas, tubuh akan segera memproduksi ASI untuk mengisinya kembali. Jadi, lakukan hal ini pada tahap awal relaktasi. Meski hanya ada beberapa tetes ASI atau bahkan tidak ada sama sekali, tetap lakukan. Dalam satu minggu, akan terlihat perbedaannya. Stok kesabaran harus diperbanyak ketika berada di fase ini. 2. Pilih waktu yang tepat Dibandingkan dengan memerah ASI, terkadang relaktasi dengan cara menyusui langsung rentan penolakan. Wajar, sebab bayi sedang terbiasa dengan metode menyusu lain semisal dari sendok, pipet, atau botol dot. Ada fenomena yang disebut dengan bingung puting. Oleh sebab itu, pilih waktu yang tepat untuk menawarkan menyusui langsung. Contohnya sebelum tidur, setelah mandi, atau ketika sedang melakukan skin-to-skin. Memberikan ASI ketika mereka setengah terlelap juga bisa menjadi pilihan tepat. 3. Perlekatan yang tepat Menyusui bukan sesederhana menempelkan payudara ke mulut bayi saja. Perlu ada perlekatan antara lidah dan mulut bayi ke arah areola payudara. Teknik hisapannya pun khusus agar bisa efektif mengeluarkan ASI. Kemudian, ibu perlu menyusui secara responsif sesering mungkin. Ketika masih kesulitan dengan proses perlekatan ini, jangan segan meminta bantuan konselor laktasi. Ahlinya akan membantu melihat di mana kekurangan dari proses perlekatan dan memperbaikinya. 4. Tetap berikan sumber nutrisi lain Ketika proses relaktasi berlangsung, sebaiknya tetap berikan sumber nutrisi lain apapun itu bentuknya. Mungkin lewat ASI perah yang diberikan lewat media lain, atau susu formula. Ini penting agar kebutuhan nutrisi seiring dengan pertumbuhan bayi tetap terpenuhi. 5. Bangun ikatan Ikatan antara ibu dan bayi sungguh luar biasa. Oleh sebab itu, jangan segan menyampaikan kepada si kecil tentang proses relaktasi ini. Mereka bisa mengerti afirmasi positif yang disampaikan ibunya. Selain dengan kata-kata, lakukan juga kontak langsung seperti berpelukan, skin-to-skin, atau bermain bersama sesering mungkin. Ini dapat memproduksi prolaktin yang bisa meningkatkan suplai ASI. 6. Jangan ragu mencoba Ada banyak sekali tips untuk membantu suksesnya relaktasi. Ibu tak perlu ragu mencoba, bahkan mulai dari hal sederhana sekalipun. Contohnya dengan sedikit memijat payudara sehingga ASI keluar sebelum menempelkannya ke mulut bayi. Banyak opsi yang ada, tak ada salahnya mencoba. Tak kalah penting, jangan membuat ekspektasi terlalu tinggi saat menjalani proses relaktasi. Ini justru akan membuat prosesnya rentan gagal dan memicu frustrasi. Tetap sabar dan konsisten mencoba. Baca JugaBayi Menggigit Saat Menyusu? Ini 7 Penyebab dan Cara MengatasinyaJus Pare untuk ASI, Sudah Terbukti untuk Melancarkan?Mengenali Kondisi Kesehatan Lewat Warna Pup Bayi Pup Berwarna Hitam, Bahaya atau Tidak? Ingat pula bahwa menyusui dengan cara langsung, lewat media lain, atau memberikan susu formula, bukan penentu apakah Anda ibu yang berhasil atau tidak. Sumber kedekatan atau bonding dengan si kecil juga bukan hanya diukur dari proses ini saja. Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar proses relaktasi dan potensi kegagalan yang perlu diantisipasi, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play. Maunanya dong bunda Saya kan lg proses relaktasi dan anak saya usianya baru 1 lebih Kira2 pas relaktasi di sambung sufor apa ga y bun,,, soalnya asi sy msh sedikit Anonymous 2 Menyukai Setelah menulis panjang lebar tentang pengalaman relaktasi saya, saya baru sadar bahwa tidak semua orang kenal relaktasi. Ya iya lah, haha. Para busui aja belum tentu tahu, apalagi orang yang tidak pernah menyusui. Tadinya saya cuma mau merangkum pertanyaan yang beberapa kali ditanyakan ke saya, tapi jadi kepikiran buat nulis lebih. Baiklah, langsung saja RelaktasiKapan Relaktasi Perlu Dilakukan?Apa yang Perlu Disiapkan Sebelum Relaktasi?Bagaimana Cara Melakukan Relaktasi?Bayi Sudah Berumur Sekian Bulan, Apakah Masih Bisa Relaktasi?Apakah Relaktasi Pasti Berhasil?Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Relaktasi?Kenapa Relaktasi Saya untuk Akas Butuh Waktu Lama?Apakah Relaktasi Harus Pakai Suplementasi?Di Mana Bisa Mendapatkan NGT?Setelah Relaktasi, Apakah ASI-nya Melimpah Lagi?Tips Agar Berhasil RelaktasiSerba-Serbi RelaktasiSebelum membahas lebih lanjut, kenalan dulu yuk. Relaktasi berarti menyusui kembali, yakni proses yang dijalankan seorang ibu agar bisa menyusui bayinya lagi setelah terhenti. Lama terhenti menyusuinya bisa berapa Relaktasi Perlu Dilakukan?Sederhananya, yakni saat ibu ingin menyusui bayinya lagi. Kondisinya bisa beragam sekali, sepertiIbu sakit/dirawat sehingga tidak bisa menyusui. Atau sebaliknya, bayi sakit hingga tidak bisa menyusu. Setelah sembuh, ibu ingin menyusui tidak dianjurkan untuk menyusui karena sedang menjalani pengobatan atau terapi tertentu yang bisa mempengaruhi ASI-nya. Setelahnya ibu mau menyusui terlahir prematur sehingga setelah lahir minum ASI/sufor mesti menggunakan alat bantu. Setelah kondisi bayi lebih baik, ibu ingin menyusuinya secara mengalami bingung puting sehingga tidak mau lagi menyusu pada ibunya. Ibu ingin agar bayinya bisa menyusu langsung ASI ibu menurun hingga tidak keluar lagi, lalu bayi minum sufor. Setelah beberapa waktu, ibu ingin beralih ke ASI menyusui secara parsial bayi masih menyusu tapi juga mendapat asupan lain seperti sufor, lalu ibu ingin agar bayinya full ibu mengadopsi bayi dan ingin menyusui bayi ibu ingin membantu menyusui bayi dari kerabatnya yang sakit atau juga ya ternyata, hehe. Dari berbagai kondisi tersebut, bisa dilihat bahwa saat relaktasi bukan berarti ASI-nya tidak ada sama sekali, tapi bisa aja ASI masih ada tapi sedikit, atau bahkan masih banyak karena ibu rutin memerah/memompa yang Perlu Disiapkan Sebelum Relaktasi?Pilih waktu yang tepat untuk melakukan relaktasi. Relaktasi butuh waktu dan kondisi yang baik buat ibu. Ibu rumah tangga bisa kapan saja, tapi kesampingkan dulu pekerjaan rumah tangganya. Ibu bekerja mending ambil cuti dulu karena saat relaktasi sebaiknya ibu 24 jam bersama dengan konselor laktasi. Ini membantu banget untuk memahami masalah menyusui kita apa, karena beda permasalahan, beda juga penanganannya. Konselor laktasi juga bisa mengajarkan hal-hal teknis untuk relaktasi dan memantau perkembangan relaktasi kita. Bisa aja sih dipelajari sendiri, tapi enakan ada yang mendampingi secara mental, karena relaktasi itu butuh ibu yang bahagia, agar nanti ASI-nya lancar. Awal relaktasi rentan bikin stres karena bayi mungkin menolak payudara ibu dan lebih banyak dukungan dari sekitar. Suami wajib banget deh mendukung. Keluarga besar belum tentu bisa diharapkan, tapi kalau ada yang mendukung, alhamdulillah banget. Sharing dengan yang pernah berhasil relaktasi juga membantu. Boleh lho kalau ada yang mau nanya-nanya ke saya, segala hal yang bisa mengganggu fokus dan pikiran ibu selama relaktasi. Kalau saya dulu terganggu banget dengan komentar kiri-kanan yang bilang ASI saya udah habis, begitu saya balik lagi tinggal berdua suami aja, udah ga ada lagi yang mengomentari saya setiap hari, hehe. Kalau lihat medsos dan bawaannya baper mulu tiap lihat postingan ASIP atau kesuksesan ASI eksklusif orang lain, ga usah dibuka dulu mindset. Yakinlah bahwa ikhtiar relaktasi yang dilakukan akan berhasil. Percayalah bahwa kita bisa memberikan yang terbaik buat bayi bayi pakai dot, segera hentikan penggunaan dot. Beralihlah ke media lain untuk pemberian ASIP/ Cara Melakukan Relaktasi?Relaktasi sebenarnya melibatkan dua hal yang saling beririsanBagaimana agar bayi mau menyusu sesering mungkin pada payudara agar produksi ASI meningkat untuk ibu yang ASI-nya sedikit atau kering.Langkah-langkah yang bisa ditempuh agar bayi mau menyusu lagiCoba susui bayi sesering mungkin. Susui bayi kapan pun dia untuk selalu ada bersama bayi. Lakukan skin-to-skin contact antara ibu dan suplementasi jika diperlukan. Bayi suka aliran susu yang deras, sehingga mungkin saja bayi menolak menyusu jika dari payudara cuma keluar ASI sedikit atau belum ada sama sekali. Suplementasi membantu agar bayi tetap mendapatkan susu saat mengisap bayi dengan perlekatan yang benar, karena perlekatan yang tepat membuat bayi mendapatkan ASI lebih bayi sebelum ia merasa terlalu lapar. Saat sudah kelaparan, bayi lebih gampang ngamuk kalau tidak mendapatkan hal yang ia agar produksi ASI meningkatSusui bayi sesering mungkin, sehingga payudara juga lebih sering dikosongkan. Hal ini akan memancing produksi bayi dengan perlekatan yang benar, karena perlekatan yang tepat membuat ASI keluar lebih ASI setelah menyusui, juga saat bayi tidak menyusu setelah 2-3 skin-to-skin contact dengan bayi karena bisa meningkatkan hormon booster ASI apapun yang Anda rasa dan Anda percaya bisa meningkatkan produksi diperlukan, mintalah kepada dokter obat yang dapat membantu tubuh dalam memproduksi hal-hal teknis terkait menyusui di atas, hal-hal berikut juga dapat membantu selama relaktasiPastikan cukup makan dan minum yang bergizi untuk menjaga kondisi tubuh selama proses pekerjaan-pekerjaan rumah yang sekiranya bisa delegasikan, karena sebaiknya waktu ibu mayoritas dihabiskan bersama kegiatan di luar rumah agar ibu bisa menghabiskan waktu 24 jam dalam sehari bersama terus komunikasi pada bayi. Komunikasi akan mampu meningkatkan bonding antara ibu dengan bayi, sekaligus meningkatkan sugesti positif ibu agar sukses mungkin seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan bayi dikerjakan sendiri, seperti memandikan, menggantikan popok, menidurkan, dan mengajaknya Perjalanan ASI Akas 2 Ikhtiar untuk Meningkatkan Produksi ASISelain itu, pantau selalu juga frekuensi buang air kecil bayi untuk mengetahui apakah asupannya sudah cukup. Juga pantau kenaikan berat badan bayi tiap Sudah Berumur Sekian Bulan, Apakah Masih Bisa Relaktasi?Lumayan sering nemu pertanyaan begini. Berapa pun umur bayi, relaktasi masih bisa dilakukan. Katanya di bawah 6 bulan, sangat mungkin dilakukan relaktasi. Di atas 6 bulan juga masih bisa, tapi mungkin prosesnya bisa lebih lama dibanding relaktasi saat bayi lebih kecil. Saya pernah baca artikel di mana ada ibu yang memulai relaktasi saat bayinya sudah berumur 13 bulan dan relaktasinya ibu yang pernah menyusui, seorang perempuan yang belum pernah hamil dan menyusui aja bisa lho diusahakan agar bisa menyusui. Misalnya pada kasus perempuan yang mengadopsi anak dan ingin menyusui bayinya. Tapi usaha untuk menyusui pada kasus khusus seperti ini disebut induksi laktasi induced lactation. Jadiii, jangan khawatir, relaktasi itu masih bisa Relaktasi Pasti Berhasil?Kalau ditanya kepastian, yaa namanya ikhtiar, bisa berhasil, bisa gagal. Tapi dari survey sih lebih banyak yang berhasil daripada yang atau tidak itu juga sebenarnya tergantung tujuan dan target kita dalam melakukan relaktasi. Kalau saya dulu targetnya adalah agar Akas tidak butuh sufor lagi, jadi ketika saya sudah bisa memberikan full ASI, maka relaktasi saya sudah Perjalanan ASI Akas 7 Akhirnya Berhasil Relaktasi, Bye Bye Sufor!Walau ada tujuan dan target, menurut saya jangan sampai juga hal itu malah bikin Anda stres. Jangan bikin target yang muluk-muluk, misal Anda sudah berhenti menyusui selama berbulan-bulan, tapi ingin relaktasi berhasil dalam 1 minggu, sulit deh, malah bisa jadi beban nanti kalau targetnya tidak tercapai. Don’t be so hard on yourself. Proses relaktasi itu butuh waktu, butuh banyak kesabaran dan pada akhirnya relaktasi Anda masih tidak berhasil, percayalah bahwa ikhtiar itu ga sia-sia. Jangan kecewa. Menyusui itu bukan sekedar memberikan ASI. Walaupun nanti bayi Anda masih butuh tambahan sufor, selama dia masih menyusu, itu lebih baik daripada tidak disusui sama Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Relaktasi?Ga ada jawaban pasti untuk pertanyaan ini, karena waktunya beda-beda untuk tiap orang. Banyak faktor yang mempengaruhi, di antaranyaUsia bayi. Secara umum, semakin kecil usia bayi, semakin cepat waktu waktu terhenti menyusui. Secara umum, semakin lama bayi sempat berhenti menyusui, semakin lama waktu yang diperlukan untuk minum/makan bayi selama berhenti menyusu. Umumnya jika bayi sudah lama dan terbiasa menggunakan dot, proses relaktasi butuh waktu lebih dan kondisi ibu. Ini makin susah diukur ya, hehe. Tapi sepertinya ibu dengan motivasi yang kuat serta semangat dan yakin dengan relaktasinya, akan berhasil relaktasi dengan lebih Relaktasi Saya untuk Akas Butuh Waktu Lama?Pernah ada yang menanyakan ini pada saya, karena Akas baru berhasil stop sufor setelah 6 bulan lebih saya ikhtiar relaktasi. Selama menjalani relaktasi, saya juga sering mempertanyakan ini ke diri saya sendiri, kok masih belum berhasil juga ya. Padahal kalau baca-baca artikel lain tuh ada yang cuma 2 bulan bahkan sekarang menurut saya yang bikin relaktasi saya lama itu antara lainSaya tidak intensif melakukan ikhtiar relaktasi. Saya menyusui Akas on demand aja, ga dipersering. Saya juga melakukan aktivitas emak rumah tangga sehari-hari sendiri. Saya baca ada lho yang relaktasi itu sampai nginap di RS kayak dirawat inap, biar di RS fokusnya memang cuma untuk menyusui dan ngurus Akas dalam menyusu belum sepenuhnya benar. Sayanya juga bingung sih gimana lagi memperbaiki perlekatannya, karena bayi makin gede, posisi menyusunya juga makin berakrobat, masih dilanda galau selama relaktasi, ada aja lah yang mengganggu pikiran, dan tentunya bakal ngaruh ke produksi ASI buat ibu-ibu lain, jangan ulangi kesalahan saya ya, Relaktasi Harus Pakai Suplementasi?Suplementasi lactation aid itu posisinya sebagai alat bantu, jadi tidak harus digunakan. Suplementasi ini sebenarnya adalah win win solution agar bayi tetap mendapatkan asupan yang cukup tapi tetap sambil mengisap payudara ibu. Suplementasi ini membantu banget buat ibu yang ASI-nya sedikit atau belum ada sama praktisnya menggunakan alat yang namanya supplemental nursing system. Tapi sayangnya alat ini harganya mahal. Merk Medela harganya di atas lumayan ya. Nah biar lebih irit diakali menggunakan nasogastric tube NGT yang harganya jauh lebih ga ada NGT, masih bisa diakali lho dengan pipet. Caranya, teteskan susu tepat di atas puting saat bayi sedang menyusu. Pastikan tetesan ini lancar agar bayi tidak sih gimana caranya agar si bayi itu tetap merasa mendapatkan susu yang banyak, walaupun sebenarnya dari payudara baru keluar ASI sedikit atau malah belum Mana Bisa Mendapatkan NGT?NGT bisa didapatkan di apotek tapi tidak semua apotek punya, toko alat kesehatan, atau pertama kali relaktasi, saya dapat NGT diresepin sama dokter, didapat dari apotek RS. Berikutnya di apotek RS itu ga ada stok lagi, akhirnya saya coba cari di apotek RS lain, atau di toko alat kesehatan. Masih ga nemu, akhirnya saya beli online deh, hehe. Di toko online pun harganya lebih saat membeli online ataupun offline, pastikan ukuran NGT-nya benar ya. Dulu saya saat beli online, seller-nya pernah salah kirim ukuran. Ada miskom sih waktu itu. Untungnya seller-nya mau nuker Relaktasi, Apakah ASI-nya Melimpah Lagi?Kalau ini beda-beda tiap orang. Ada yang ASI-nya melimpah setelah relaktasi, tapi ada juga yang pas-pasan. Saya dulu ASI-nya ga pernah melimpah. Saya ga pernah merasakan payudara saya padat. Saya ga tau rasanya let-down reflex LDR saat mungkin karena Akas sudah MPASI juga saat itu. Saat udah MPASI kan kebutuhan ASI juga berkurang. Lagi pula buat apa sih ASI melimpah ruah, cukup itu lebih baik, hehe. ASI melimpah malah berpotensi menimbulkan masalah ditanya tips ke saya, yang bisa saya berikan ga jauh-jauh dari iniYakin dulu kalau relaktasinya bakal berhasil. Mindset itu berpengaruh semaksimal mungkin dalam relaktasi. Susui bayi sesering mungkin dengan perlekatan yang tepat, karena itulah kunci jauh-jauh hal-hal yang bisa mengganggu pikiran ibu selama relaktasi. Rileks dan dan jangan pernah menyerah. Belum berhasil hari ini, coba lagi besok, besok, dan itu aja sih kayaknya tipsnya. Abstrak banget ga sih? Hihi. Ya gimana lagi, keberhasilan relaktasi memang tergantung kegigihan ibu.—Sekian bahasan relaktasi dari apa yang saya pelajari dan alami. Semoga bermanfaat ya. Semangat terus para pejuang relaktasi!Salam, Bahkansaya pernah bertemu dengan ibu yang relaktasi, anaknya udah enam bulan ke atas, dan itu sampai diopname, dan itu berhasil," kata Nia. 3. Dukungan keluarga
Skip to content Beranda / Ibu dan Anak / Kehamilan / Relaktasi, Tips Menyusui Kembali Setelah ASI Berhenti Relaktasi, Tips Menyusui Kembali Setelah ASI Berhenti Menyusui adalah kewajiban seorang ibu untuk memberikan nutrisi terbaik berupa ASI pada anaknya. Namun kadang ibu mengalami beberapa kendala sehingga produksi ASInya berhenti total. Bagi ibu yang mengalami hal tersebut, bisa melakukan relaktasi agar dapat kembali menyusui ASI yang berhenti dapat terjadi karena beberapa hal, misalnya ibu harus menjalani rawat inap, stres, atau harus terpisah dari bayi untuk bekerja. Jika ibu memutuskan untuk kembali menyusui anaknya setelah berhenti menyusui tanpa melihat berapa lama laktasi berhenti, hal ini disebut dengan relaktasi atau kembali menyusui. Kegiatan relaktasi juga didasari oleh pemberian susu formula yang tidak cocok bagi bayi, hingga bayinya perlu mendapat perawatan khusus di rumah sakit. Pada beberapa kasus ditemukan bahwa dalam situasi bencana, relaktasi merupakan hal yang wajar dilakukan dan perlu mendapat dukungan banyak pihak. Meskipun terdengar melegakan, namun perlu diingat bahwa relaktasi bukan sebuah proses yang mudah. Upaya ini membutuhkan waktu beberapa minggu tergantung pada usia bayi, jeda waktu berhenti menyusui dan kondisi kesehatan ibu. Hal-hal tersebut dapat memengaruhi hasil relaktasi, namun upaya relaktasi tetap perlu didukung dan hal ini baik untuk membentuk ikatan antara ibu dan bayi. Untuk memulai melakukan laktasi, perlu diketahui bahwa hisapan bayi adalah hal terbaik untuk merangsang payudara dalam memproduksi dan mengeluarkan ASI. Untuk dapat mengeluarkan ASI secara efektif, bayi harus dapat melekat dengan baik pada payudara. Pastikan bayi melekat dengan baik pada payudara seperti mulut terbuka lebar, dagu bayi menempel pada payudara ibu, dan areola bagian bawah masuk ke dalam mulut bayi. Pada proses relaktasi, mungkin bayi tidak segera mau melekat dengan baik. Bila bayi mau melekat dan mengisap, ibu bisa menyusuinya dengan memerhatikan proses pelekatannya dengan baik. Susui selama 15-20 menit setiap dua jam. Jika bayi merasa belum tertarik atau tidak nyaman, jangan menyerah. Coba lagi beberapa saat ketika ia mulai mengantuk. Cara lain, Anda bisa menyusui di saat malam hari. Bayi biasanya ingin menyusu ketika malam hari sebegai pengantar tidur. Coba susui bayi saat malam karena hal ini juga berpengaruh pada produksi ASI. Ibu juga bisa mengonsumsi makanan atau suplemen yang dapat meningkatkan produksi ASI. Dengan produksi ASI melimpah, bayi juga akan semakin puas mengisap ASI dari payudara ibu. Jika bayi belum mau menyusu sedangkan produksi ASI cukup banyak, maka ibu bisa memerahnya agar payudara dapat terus memproduksi ASI. Waktu yang dibutuhkan untuk relaktasi sangat bervariasi, umumnya produksi ASI akan lancar setelah 1-6 minggu proses relaktasi, dan ada juga yang lebih cepat, yaitu sekitar 4 minggu. Jika Anda masih dalam proses relaktasi, maka bersabarlah sebelum akhirnya berhasil menyusui kembali bayi Anda. Selamat menyusui!. DokterSehat © 2023 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi
Sebab pengalaman menyusui ternyata tidak ada hubungannya dengan keberhasilan relaktasi. Baca Juga: Ini Dia Menu Makanan Pelancar ASI Bila Ibu mengalami kesulitan dalam mencoba melakukan usaha relaktasi untuk melancarkan ASI yang sudah kering, jangan ragu untuk lakukan telekonsultasi dengan konselor laktasi di AlteaCare!
Ini karena bayi masih kesulitan untuk melekat pada payudara dan butuh bantuan tenaga kesehatan. Ibu tidak perlu khawatir akan hal ini. Susui bayi sesering mungkin agar ia terlatih dan terbiasa menyusu secara langsung. 2. Usia bayi Induksi laktasi akan lebih mudah ibu lakukan saat bayi baru lahir sampai usianya kurang dari 8 minggu. Pasalnya, saat usia bayi masih sangat muda, ia melatih diri untuk lebih dekat dengan ibunya sehingga pembiasaan menyusu dari payudara ibu lebih mudah. 3. Kondisi payudara ibu Induksi laktasi bisa berjalan dengan tidak lancar bila ada infeksi, luka, atau bentuk puting payudara ibu yang rata flat nipple. Namun, bukan berarti ibu tidak bisa menyusui bayi secara langsung. Ibu bisa menyembuhkan infeksi atau perawatan puting payudara terlebih dahulu dengan konselor laktasi. Seiring berjalannya waktu, ibu bisa menyusui si kecil kembali. 4. Kemampuan ibu berinteraksi dengan bayi Mencoba menyusui bayi yang bukan dari dalam kandungan sendiri, mungkin membuat perasaan ibu kurang dekat. Namun, kemampuan ibu berinteraksi dengan bayi juga bisa memengaruhi keberhasilan induksi laktasi. Meski bukan anak kandung, bila ibu memberikan rasa kasih sayang terhadap bayi, ia akan merasakan hal yang sama. Si Kecil akan merasa ibu sangat menyayangi dan membutuhkannya. 5. Rutin melakukan skin-to-skin Kontak kulit dengan bayi skin-to-skin meski tidak sedang menyusu bisa meningkatkan keberhasilan induksi laktasi. Anda bisa mencoba metode kangguru dengan menempatkan bayi di atas dada, lalu tidur bersama. Lakukan ini saat siang atau malam hari, dekap tubuh si Kecil agar bayi merasa nyaman dan aman dekat Anda. Hal yang perlu dilakukan jika induksi laktasi tidak berhasil Mungkin Anda merasa kecewa saat semua usaha untuk menyusui bayi secara langsung sudah dilakukan,tetapi tidak ada yang berhasil. Hindari memaksa bayi untuk menyusu karena akan membuatnya trauma dan tidak nyaman. Anda bisa mencari donor ASI atau memberikan susu formula pada bayi dengan alat bantu. Mengutip dari IDAI, ibu bisa menggunakan alat bantu berupa pipa nasogastrik selang NGT. Lalu, sisi lainnya bisa ibu tempelkan di payudara. Ibu bisa mengontrol aliran susu dengan menaikkan dan merendahkan cangkir saat bayi menyusu. Sebenarnya, produksi ASI yang Anda hasilkan dari induksi laktasi mungkin tidak sebanyak ibu yang mengalami kehamilan. Ini karena ibu yang melakukan induksi laktasi tidak mendapat pengaruh hormon kehamilan. Namun, ibu tetap bisa rutin memerah ASI dan menyusui si Kecil untuk mendapat hasil yang cukup. Tidak perlu berkecil hati bila produksi ASI terasa sedikit, ibu masih bisa memberikan gizi dan nutrisi bayi dari donor ASI atau susu formula. Sharedunk buat yang udah berhasil Silakan daftar untuk menulis pesan :-) Search Topik seputar Ibu Hamil dan Kehamilan perut begah. pengalaman minum susu anmum materna. hamil 27 minggu. cara mengetahui jenis kelamin anak. pengalaman minum provera
Salam ASI! Mama, pernah dengar Relaktasi? Relaktasi adalah kembali menyusui bayi setelah sebelumnya tidak/berhenti menyusui. Relaktasi ini memang jadi tantangan berat buat para mama, apalagi kalau tidak didukung oleh keluarga dan lingkungan. Banyak yang menganggap, toh udah enak pake sufor, kok masih mau repot nyusuin lagi. Bagi mama yang sekarang sedang berjuang relaktasi, atau ingin sekali relaktasi namun kurang mendapat dukungan, boleh simak cerita mbak Dwi dari Batam yang berhasil relaktasi setelah 2 bulan tidak pernah menyusui bayinya sejak lahir. Ini bukti bahwa niat kuat dan dukungan banyak pihak, membuat mama berhasil relaktasi. "Halo para mama seKepri. Nama saya Dwi, usia 32 tahun, anak 2 orang. Anak pertama usia 8 tahun, perempuan. Anak kedua, Ridwan, usia 13 bulan. Alhamdulillah sepasang. Cerita saya relaktasi ini pada anak kedua saya. Saya menikah umur 23 tahun, dan sejak menikah memang bekerja. Alhamdulillah Allah SWT menitipkan rezeki, saya hamil anak pertama. Saat itu mertua tinggal bersama dengan kami, sehingga ketika saya harus melahirkan secara SC, mertua banyak membantu. Karena belum begitu mengerti mengurus anak, akhirnya saya hanya menurut pada mertua. Anak tidak diberi ASI, dan fokus saya saat itu hanya kerja, kerja, dan kerja. Urusan anak saya serahkan ke mertua. Waktu itu saya tidak terpikir betapa pentingnya ASI dan betapa ruginya tidak menyusui anak saya. Sangat kurang ilmu saya saat itu. Beberapa tahun kemudian, saya dipercaya Allah untuk hamil lagi, namun keguguran. Begitu terus sampai 3x. Akhirnya saya hamil lagi, dan kali ini saya benar-benar jaga. Apalagi saat di USG saya diberitahu bahwa jenis kelaminnya kali ini laki-laki. Senangnya akan mendapat anak sepasang. Saat itu masih belum ada pikiran akan memberi ASI ke anak kedua saya. Fokusnya bagaimana menjaga agar kandungan ini sehat, dan tidak keguguran lagi. Perkiraan saya melahirkan sekitar Maret 2014. Namun, ternyata air ketuban sudah pecah di awal bulan Februari, saya pun segera di SC. Setelah lahiran, Alhamdulillah anak saya sehat, laki-laki, kami beri nama Ridwan. Namun setelah lahiran itu, bayi tidak dirawat gabung dengan saya. Tetangga dan saudara yang datang menjenguk jadi bertanya, apa bayinya tidak disusuin? Harusnya kan disusuin. Saat itu saya baru mulai berfikir apakah ASI itu penting. Pulang ke rumah dari RS, payudara saya bengkak semua, rasanya nyeri sekali. Tetangga yang datang menyarankan untuk dipijat dahulu, agar bengkaknya kurang. Ada juga yang menyarankan untuk dikompres saja. Saat itu tidak ada yang menyarankan agar payudara diperah pakai tangan dulu, lalu diminumkan ke Ridwan. Saya demam 3 hari, bada sakit semua. Mertua saya tidak bisa membantu karena sedang sakit stroke. Akhirnya Ridwan saya beri susu botol saja di umurnya yang masih semingguan. Sampai umur sebulan, saya bertemu dokter di RS tempat Ridwan diimunisasi. Dokter tersebut bertanya mengapa Ridwan tidak disusuin. Dan saya cukup kecil hati saat itu. Tapi itu berhasil membuka pikiran saya bahwa ASI sangat penting buat anak saya. Saya pikir bahwa Ridwan sebagai laki-laki nanti akan jadi imam bagi keluarganya, tentu perlu asupan terbaik sejak dini dan dididik dengan baik. Mulailah saya rajin browsing di internet, tanya teman, tanya bidan. Yang paling membuat saya yakin adalah bahwa ASI itu dari Allah, tidak boleh disia-siakan. Sekitar bulan April, saat itu Ridwan usia 2 bulan, saya berobat ke Puskesmas Botania. Saat itu dokter yang bertugas, dr. Ika bertanya apakah saya sedang menyusui, karena akan memberi antibiotik. Sayapun langsung mengalir cerita bahwa saya tidak menyusui anak saya. Ternyata dr. Ika adalah seorang Konselor Laktasi. Dr. Ika saat itu meyakinkan saya bahwa ASI saya masih ada, dengan mengajarkan cara memerah pakai tangan. Eh, takjub, Subhanallah, saat diperah itu, ASI saya masih ada di kedua payudara. Saya sangat terharu. Ternyata ASI saya tidak kering. Dr. Ika bertanya apakah saya mau untuk relaktasi, saya awalnya khawatir, apalagi bulan Mei saya harus masuk kerja lagi. Berarti persiapan saya untuk relaktasi ini sekaligus menyetok ASIP buat Ridwan tinggal sebulan lagi. Apa masih cukup? Tapi karena dr. Ika terus meyakinkan saya, dan suami juga mendukung, maka saya mantap mulai program relaktasi dengan dr. Ika. Saat itu saya dijadwalkan untuk bertemu dengan dr. Ika 2 minggu sekali, membawa Ridwan sekalian. Dimulailah program relaktasi saya. Syarat dari dr. Ika cukup sederhana sebelum mulai ini, yaitu niat kuat dan dukungan semua pihak. Saat itu dr. Ika berkomitmen untuk jadi suppoter saya Jadi kapanpun saya down saat relaktasi ini, jam berapapun, dr. Ika siap untuk dicurhatin dan kasih dukungan ke saya. Saya diberi penjelasan tentang manfaat ASI, dan Subhanallah begitu sempurna Allah menciptakan ASI. Begitu rugi bila tidak menyusui. Sayapun berniat kuat untuk belajar menyusui Ridwan, walaupun 'terlambat' 2 bulan. Saya harus stop dot saat memberi sufor ke Ridwan, ganti jadi sendok dan gelas kecil. Saya diajarkan lewat video cara memberi minum bayi dengan cup feeder, lalu saya praktekkan langsung ke Ridwan di depan dr. Ika. Lalu, setiap saat Ridwan bangun, saya harus skin to skin. Kontak kulit antara Ridwan dan saya paling kurang selama 15 menit. Setiap malam sebelum tidur, saya harus meletakkan Ridwan di dada saya. Awalnya dia takut, mungkin aneh, dan kadang dia menolak. Tapi, saya ingat pesan dr. Ika bahwa harus tahan sedikiiiit untuk melihat anak nangis, karena dia lagi bingung. Saya diyakinkan bahwa bayi kita, anak yang telah kita kandung 9 bulan, pasti menyukai mamanya, dan dia menangis bukan karena benci, tapi karena bingung. Jadi saya tahan-tahankan, tetap saya skin to skin dengan Ridwan setiap malam. Terutama setelah dia agak mengantuk. Dr. Ika bilang sebaiknya kasih minum sufor kurangi 10 ml dari yang dosis biasa, lalu dilanjut dengan menyusu langsung dari payudara. Jadi jangan langsung memaksakan bayi menyusu saat dalam keadaan sangat lapar, tentu dia berontak marah karena aliran ASI tidak selancar aliran sufor. Alhamdulillah Ridwan mau menghisap dari puting saya, dan puting saya yang tadinya datar mulai menonjol. Rasanya Subhanallah sangat senang dan terharu saat pertama kali Ridwan bisa menyusu langsung lalu pulas tertidur kekenyangan. Perasaan yang tidak ada duanya, deh. Lalu ada masalah lain, saya harus kembali bekerja, bagaimana dengan ASIP saya yang belum ada stok sama sekali. Dr. Ika menyarankan saya beli pompa ASI, lalu botol ASI untuk menyimpannya. Setiap malam sekitar jam 3 pagi saya disarankan untuk mompa ASI dan harus selalu disyukuri berapapun jumlahnya. Saya ingat saat hanya bisa mengumpulkan 20 ml saat memompa, saya ingat lagi pesan dr. Ika untuk selalu bersyukur. Hasil pompa <24 jam boleh digabung, jadi saat sudah 50 ml, baru saya letakkan di freezer. Setelah menyusui Ridwan, saya pompa payudara sebelahnya lagi, Alhamdulillah lama-kelamaan karena rutin memompa, stok ASIP saya sudah cukup banyak. Saya jadi makin semangat dan percaya diri kembali bekerja, tetap menyusui, sekaligus menyiapkan Ridwan untuk minum ASIP. Akhirnya cuti berakhir, saya kembali kerja. Persiapan berangkat kerja harus selalu bawa pompa ASI, botol ASIP, lap, tas kecil. Kebetulan di kantor saya dapat ruangan sendiri jadi bisa pompa ASI kapan saja. Saya pompa ASI 3 kali sehari, jam 10 pagi, jam 2 siang, dan jam 5 sore. Jam 6 sore pulang bawa ASIP buat Ridwan. Sekali perah dapat 90 ml dan kadang bisa 120 ml. Tidak terasa sekarang Ridwan sudah 13 bulan dan masih menyusu. Seakan gak percaya ya, saya yang dulu sekali pompa cuma dapat 20 ml, sekarang bisa 120ml. Alhamdulillah Allah masih memberi saya kesempatan menyusui anak saya. Alhamdulillah dipertemukan dengan dr. Ika yang sangat suportif menyemangati saya relaktasi kembali, dan suami serta keluarga yang sangat mendukung. Ridwan sekarang masih menyusu dan masih minum ASIP saat saya tinggal bekerja. Perkembangannya sehat dan jarang sakit. Luar biasa manfaat ASI." Ridwan 13 bulan Hebat ya! Para mama di luar sana yang mau untuk relaktasi atau menyusui kembali, yang penting harus kuat kemauan, keras kepala untuk berhasil menyusui, lalu carilah dukungan. Carilah bantuan, carilah orang yang mengerti dan bisa membantu mewujudkan keinginan kita ini. Tidak ada yang paling indah selain perasaan saat menyusui, bahwa anak kita, sangat bergantung pada kita dan sangat membutuhkan kita, mamanya. Demikian kisah dari Mbak Dwi Nuryani, seorang ibu bekerja dengan 2 anak, yang berhasil relaktasi anak keduanya. Semoga menjadi inspirasi buat mama semua. Salam ASI!
Menantikansaat menjadi ibu Saya ke konselor laktasi waktu anak saya mau masuk 5 bulan bund karna bingput dan udah males2an ngedot emang selama ini saya kasih dot dan saya pompa, jd full ASIP.. jadi saran dokter disuruh rawat inap 3-4 hari di RS untuk relaktasi 24 jam bener2 harus full skin to skin sama baby, jd gak boleh diganggu.. dot Relaktasi diartikan sebagai proses kembali menyusui setelah ibu tidak atau sangat jarang menyusui. Bila Anda berhenti menyusui dan ingin memulainya kembali, ada kemungkinan Anda akan berhasil, Bunda. Relaktasi memang membutuhkan usaha keras, tapi akan sebanding dengan hasilnya. Dan kami telah mengumpulkan beberapa informasi dasar tentang bagaimana melakukannya. Jadi simak terus informasi kami berikut ini ya Bunda!Baru ada sedikit penelitian tentang relaktasi, tapi penelitian yang ada dengan tegas menyatakan kalau relaktasi itu sangat baik untuk dilakukan. Dengan dukungan yang tepat, kebanyakan ibu bisa melakukan relaktasi. Pada beberapa penelitian, tingkat relaktasi sebagian atau penuh rentangnya dari 75 hingga 98 persen. Tapi ada satu faktor yang penting dan perlu diingat, pada kebanyakan penelitian ini, ibu menyusui sebaiknya menerima bantuan dari orang yang terlatih di bidang alasan umum yang membuat ibu ingin produksi ASI-nya kembaliBeberapa ibu kewalahan selama beberapa hari pertama menjadi ibu dan menyerah bayi sulit melakukan pelekatan awal dan ibu merasa frustrasi sehingga memutuskan memberikan susu ibu mengalami persalinan yang sangat sulit, depresi pasca melahirkan, atau masalah medis lain yang membuat sulit untuk mulai menyusui sehingga merasa bayi lahir prematur atau memiliki masalah medis yang menghalangi untuk bisa segera penyebab kesulitan awal menyusui yang pernah Anda alami, tetap mungkin untuk mengembalikan ASI dan menyusui bayi memulai proses relaktasi? Kehamilan dan kelahiran secara alami membuat payudara Anda bersiap untuk menghasilkan ASI. Ketika payudara memproduksi ASI, pengosongan ASI membuat payudara memproduksi ASI. Tapi, stimulasi payudara atau puting, misalnya ketika bayi menghisap payudara atau memerah ASI dengan tangan, bahkan ketika tidak ada kehamilan, bisa menstimulasi produksi prolaktin hormon penghasil ASI. Terlebih bila dilakukan cukup sering, bayi yang menghisap payudara atau memerah ASI bisa menstimulasi payudara untuk memproduksi ASI. Bila wanita mulai memproduksi ASI meski bila ia belum pernah hamil, ini dinamakan induced lactation. Tapi bila wanita pernah hamil, proses membangun persediaan ASI dianggap sebagai relaktasi mudah dilakukan?Ada variasi yang luas tentang mudah atau tidaknya ibu melakukan relaktasi. Kebanyakan ibu bisa memiliki sebagian persediaan ASI, yang lain bisa kembali menyusui secara penuh dan sebagian lagi kesulitan melakukan relaktasi. Relaktasi cenderung berhasil dengan baik bila ibu punya keinginan kuat untuk menyusui kembali, punya pengetahuan tentang menyusui, bayi bisa menghisap payudara dan dukungan dari orang sekitar, misalnya dari konselor yang mempengaruhi keberhasilan relaktasiPenelitian menyatakan Anda memiliki kesempatan lebih baik untuk berhasil relaktasi bila memilikiBayi masih berusia sangat bayi untuk menerima antara menyapih dan relaktasi tidak terlalu bantuan dari orang yang ibu dan bayi berbeda, dan relaktasi bisa tetap mungkin dilakukan meski Anda tidak memenuhi kriteria yang diinginkan. Bila bayi Anda berusia 4 bulan atau lebih kecil, biasanya akan lebih mudah untuk relaktasi. Relaktasi juga lebih mudah bila persediaan ASI terhitung baik selama 4 hingga 5 minggu pertama setelah ibu dengan bayi berusia lebih besar, ibu yang tidak memiliki ASI cukup di awal, dan ibu adopsi yang belum pernah menyusui juga bisa berhasil melakukan relaktasi. Ingat Bun, menyusui bukan hanya tentang ASI. Anak akan mendapat banyak manfaat dari menyusui meski bila ibu tidak memiliki persediaan ASI yang relaktasiUmumnya ada dua metode utama untuk relaktasi, bayi yang menghisap pada payudara atau memerah payudara atau gabungan keduanya. Metode mana yang paling berhasil bergantung pada kondisi individu masing-masing menghisap payudaraCara relaktasi yang paling simpel dan paling efektif adalah dengan bayi menghisap pada payudara. Semakin sering bayi menghisap payudara, semakin mungkin payudara merespon dan memproduksi Anda meletakkan bayi di payudara tapi ia tidak terlihat tertarik, tips berikut bisa membantuBersikaplah fleksibel mengenai kapan waktu untuk menawarkan anak untuk menyusu langsung di payudara dan jangan memaksa. Misalnya, banyak bayi mau menyusu di saat ia tenang dan rileks, seperti di kondisi setengah tidur atau baru saja bangun tidur. Beberapa bayi yang menolak menyusu selama siang hari bisa melakukan pelekatan dan menyusu dengan baik di malam hari karena alasan Anda menggunakan botol susu, menyusui dengan botol susu bisa supplementer menyusui. Alat ini membuat bayi menghisap di payudara dan menerima ASI tambahan di waktu yang sama. Ini berarti bayi mendapat tambahan selain menghisap payudara yang mungkin persediaannya sedikit. Menyusui lebih dari sekedar ASI. Menyusui berarti hubungan dengan bayi. Jadi meski bila Anda tidak bisa melakukan relaktasi dengan persediaan ASI penuh, bila menyusui membuat Anda merasa senang, maka tak perlu cemas tentang berapa banyak ASI yang Anda puting atau nipple shield bisa membantu bayi untuk tertarik menyusu langsung di Ibu juga bisa gunakan trik menawarkan payudara saat bayi ibu cukup terbantu dengan meletakkan ujung dot berisi ASI pada banyak kontak kulit dengan bayi. Coba lakukan pelekatan yang dipandu bayi. Bayi, terutama bila usianya di bawah 3 bulan lebih mungkin mencari payudara, melakukan pelekatan dan mulai menghisap bila ia menggunakan insting untuk memungkinkan, stimulasi refleks pengeluaran ASI sebelum meletakkan bayi di payudara sehingga ia mendapat ASI segera setelah mulai teknik relaktasi, pijat payudara, dan memerah bisa membantu menstimulasi refleks pengeluaran ASIBila bayi tidak mau melakukan pelekatan dan menghisap payudara secara langsung, Anda bisa memerah ASI untuk relaktasi. Ada banyak cara berbeda untuk memerah ASI. Bila Anda mencoba relaktasi, paling ideal memompa ASI sekitar 8 kali dalam 24 jam termasuk setidaknya satu kali dalam semalam menggunakan pompa ASI grade rumah memompa dalam waktu singkat misalnya sekitar 5 menit lebih baik untuk membantu membangun persediaan ASI dibanding sesi memompa yang lebih lama tapi kurang sering. Ketika persediaan ASI sudah mulai terbentuk, Anda bisa tingkatkan durasi Anda memerah. Banyak ibu merasa double breastpump paling cocok, karena bisa menghemat waktu dan beberapa penelitian menyatakan double breastpump bisa menghasilkan jumlah ASI yang lebih banyak. Setelah menggunakan pompa, selesaikan sesi pumping dengan memompa dengan tangan selama beberapa menit untuk mengosongkan payudara dengan maksimal sehingga produksi ASI akan makin banyak perlu Anda pertimbangkan sebelum melakukan relaktasiApa yang sebelumnya membuat Anda berhenti menyusui? Anda perlu membicarakannya bersama konselor laktasi sebelum memulai relaktasi. Bersiap juga untuk menghadapi perubahan pada tubuh Anda ada perubahan pada pola menstruasi ketika bayi mulai menyusu lagi dan ini akan mempengaruhi ovulasi Anda. Payudara, secara fisik, juga akan berubah penampilannya, areola menjadi lebih gelap dan payudara akan sering terasa penuh. Karena perubahan hormon, Anda juga akan merasakan perbedaan secara emosi. Dukungan jadi bantuan paling berarti bila Anda mengalami perasaan ini, tapi sebenarnya ini jadi tanda normal yang menandakan kalau tubuh mulai memproduksi ASI mungkin perlu waktu untuk memikirkan motivasi untuk relaktasi. Apakah penting bagi Anda untuk menyediakan ASI sebanyak mungkin? Atau Anda melakukan relaktasi demi terjalinnya ikatan yang dekat dengan bayi melalui menyusui? Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam menetapkan tujuan relaktasi. Bahkan Anda juga tidak merasa perlu menentukan tujuan apapun saat mau melakukan melakukan relaktasiAda dua hal yang terkait dengan relaktasi, Bunda akan mengembalikan persediaan ASI dan membiasakan bayi menyusu di payudara. Ketika Anda berusaha memenuhi dua hal ini, Anda perlu pastikan bayi terus berkembang. Tapi hal pertama dan mungkin menjadi hal paling penting adalah mencari dukungan selama melakukan dukungan selama relaktasiAnda dianjurkan mencari sumber dukungan untuk melakukan proses ini. Ibu perlu menerima bantuan dari orang yang terlatih untuk relaktasi, karena ini bisa mempengaruhi tingkat keberhasilannya. Anda bisa berkonsultasi dengan konselor laktasi atau dokter anak yang pro menyusui. Bantuan dari orang terlatih memang penting, tapi jangan remehkan kekuatan dukungan dari ibu lain, keluarga, dan mengembalikan persediaan ASISering kosongkan payudara. Bila bayi ingin menyusu, seringlah menyusuinya karena ini jadi hal yang paling efektif yang bisa Anda lakukan. Targetkan setidaknya 10 hingga 12 kali menyusui setiap 24 jam. Susui bayi di kedua payudara dengan durasi cukup lama untuk mengosongkan tiap payudara. Bila bayi menolak untuk disusui di payudara, gunakan pompa ASI untuk menstimulasi produksi ASI. Idealnya Anda harus memompa setidaknya tiap 3 jam. Pompa ganda memberi stimulasi lebih dibanding memompa satu payudara Bunda efektif menyusui. Saat bayi menyusu, pastikan ia memasukkan payudara cukup dalam ke mulut dan Anda merasa nyaman saat ia menyusu. Pelekatan yang dangkal dan terasa sakit berarti bayi tidak menyusu dengan efektif. Minta bantuan untuk mengatasi masalah ini dari orang yang ASI setelah menyusui. Coba pompa ASI setelah bayi menyusu dengan pompa payudara kelas rumah sakit. Karena persediaan ASI menyesuaikan dengan seberapa kosong payudara Anda, memompa setelah menyusui bisa jadi cara efektif untuk meningkatkan persediaan tekanan pada payudara. Ketika menyusui atau memompa, lakukan tekanan untuk sepenuhnya mengosongkan payudara dan menjaga bayi tenang ketika menyusu. Ini khususnya efektif ketika bayi tidur di membiasakan bayi menyusu di payudaraKontak kulit. Kontak kulit sangat besar pengaruhya dalam keberhasilan menyusui, dan bisa membantu proses relaktasi. Letakkan bayi yang hanya mengenakan popok di dada telanjang Anda sesering mungkin. Ia akan mulai melakukan pelekatan Baby-led Breastfeeding, posisi Laid Back Breastfeeding, dan co-bathing. Penelitian menunjukkan pentingnya insting lahir bayi dalam relaktasi. Bayi bisa merangkak, jongkok, dan menggeliat ketika menuju payudara sejak lahir. Penelitian juga menunjukkan bayi bisa mendapatkan kembali insting ini jauh setelah ia dilahirkan. Posisi menyusui berupa baby led breastfeeding melibatkan posisi bayi yang memungkinkan mereka merangkak ke payudara. Laid back breastfeding berarti bersandar untuk menyusu. Beberapa konselor laktasi juga berpendapat kalau mandi bersama bayi disebut co-bathing bisa membantu proses pelekatan yang baik. Seperti telah disebutkan di atas, pelekatan yang dalam membuat bayi menerima ASI paling banyak dan Anda merasa nyaman. Cari bantuan bila bayi kesulitan melakukan pelekatan dengan tekanan pada payudara. Ketika bayi tetap di payudara, remas payudara saat bayi menyusu. Ini efektif bila bayi tertidur di pelindung puting. Beberapa bayi yang minum dari botol lebih mau menyusu langsung di payudara bila ibu menggunakan pelindung puting karena ini membuat payudara terasa seperti dot botol. Tapi beberapa bayi ada juga yang kesulitan untuk menghisap ASI melalui nipple menyusui pada waktu yang tepat. Coba susui bayi ketika persediaan ASI di payudara lagi banyak, seperti malam dan pagi hari. Tawarkan payudara untuk menenangkan bayi bila ia sudah kenyang atau ketika ia tidur. Anda juga bisa berikan susu formula tepat sebelum bayi menyusu di bayi terus tumbuh. Bila Anda mengurangi susu formula ketika relaktasi, Anda perlu melakukannya secara bertahap. Pada tahap awal, kurangi susu formula satu ounce per hari. Sering lakukan pemeriksaan berat badan untuk memastikan bayi terus tumbuh secara normal. Jangan lupa cek popok kotor bayi agar Anda tahu apakah si kecil cukup mendapatkan ASI atau alami tingkatkan produksi ASI saat relaktasiBeberapa ibu menggunakan suplemen herbal seperti kelabat, obat seperti domperidone, booster ASI, atau galactogouge untuk menstimulasi produksi ASI. Tapi ini hanya akan membantu bila digabungkan dengan sering menyusui dan memompa jadi jenis herbal yang umum digunakan sebagai suplemen menyusui. Kelabat dianggap menstimulasi produksi keringat dan karena payudara terdiri dari kelenjar keringat, kelenjar ASI dan pengeluaran ASI jadi terstimulasi. Kebanyakan ibu menyusui yang mengonsumsi kelabat merasakan adanya peningkatan produksi ASI dalam 24 hingga 72 jam setelah konsumsi. Anda bisa meminumnya dalam bentuk pernah makan biskuit untuk ibu menyusui? Kemungkinan ada kandungan gandum di dalamnya. Gandum punya manfaat untuk produksi ASI. Meski hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan efek ini, para ahli menganggap peningkatan ASI setelah konsumsi gandum bisa berhubungan dengan tingginya kandungan zat besi. Meski tidak ada penelitian yang menyatakan gandum bisa membantu meningkatkan persediaan ASI, mengonsumsinya secara teratur ketika Anda menyusui kembali tidak Adas masuk dalam famili wortel dan telah lama dianggap sebagai galactogogue, dan beberapa penelitian menunjukkan manfaatnya untuk ibu menyusui. Adas sering ditemukan dalam teh dan suplemen untuk ibu menyusui tapi Anda bisa menggunakannya dalam kaya zat besi seperti bayam bisa efektif untuk mengembalikan tingkat zat besi, terutama bila Anda mengalami pendarahan pasca melahirkan atau kehilangan darah dalam jumlah abnormal selama proses kelahiran, karena ini bisa mempengaruhi kapan ASI keluar. Sebuah penelitian menunjukkan tingkat zat besi yang rendah terkait dengan persediaan ASI yang sedikit, jadi bila Anda mengalami kesulitan untuk memproduksi ASI, minta dokter memeriksa tingkat zat besi Anda. Makanan kaya zat besi lain yang bisa Anda konsumsi adalah daging, kacang, dan sayuran hijau umum, penting untuk makan makanan sehat ketika menyusui, tidak hanya agar bayi mendapat nutrisi yang baik tapi untuk memastikan tubuh Anda bekerja di level yang sehat juga. Ini termasuk konsumsi variasi buah, sayur, lemak sehat, biji-bijian, dan banyak merasa khawatir dengan persediaan ASI, konsultasikan ke konselor laktasi. Relaktasi berbeda pada tiap ibu, jadi memastikan solusi yang tepat untuk Anda sangat penting untuk menjaga hubungan menyusui yang bahagia dan relaktasi bisa terasa sulit dan makan waktu, tapi tetap mungkin dilakukan. Dengan dukungan, informasi yang tepat, dan dedikasi, relaktasi berhasil pada sebagian besar wanita dan memberi hasil yang menyenangkan. Rasa percaya diri akan mempermudah perjalanan relaktasi Anda.Ismawati
Sayamasih percaya bahwa apalah arti se mangkok daun katuk, se panci teh (yang katanya) pelancar ASI, se gallon mama soya, dan se toplles cookies ASI jika gak rajin menyusui langsung dan atau pumping. Diluar sana banyak busui yang berhasil memberi ASI sampe 2 tahun tanpa booster ASI apapun. Prinsip pengeluaran ASI adalah tergantung permintaan.

Menyusui adalah hal yang didambakan oleh hampir semua ibu. Namun, pada kenyataannya tidak semua ibu bisa menyusui anaknya. Ada yang hanya bisa menyusui sebentar, ada juga yang memulai relaktasi setelah sempat berhenti menyusui.“Aku mau anakku untuk menyusui langsung atau direct breastfeeding,” ucap salah satu anggota Orami Newborn, Diana Sari 27 ketika ditanya alasan melakukan itu, keinginan relaktasi juga diperkuat karena anaknya terlahir premature otomatis terpisah dalam perawatan dan rumah sakit mengajarinya untuk pemberian ASI adalah dot. Sehingga, ia pun bertekad untuk memperbaiki bonding dengan Si Kecil yang sempat hilang selama dua bulan awal apa itu relaktasi? Dilansir dari centers for disease control and prevention, relaktasi adalah proses di mana orang tua membangun kembali laktasi setelah berhenti untuk beberapa waktu minggu atau bulan. Relaktasi juga dapat diterapkan pada orang tua yang sebelumnya menyusui atau menyusui anak kandung dan sekarang ingin membuat susu untuk anak angkat, anak pasangan, atau anak yang dilahirkan oleh ibu Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, Relaktasi dapat dilakukan dengan diawali niat yang kuat untuk kembali menyusui. Ajak pasangan dan anggota keluarga serta orang-orang terdekat untuk mendukung ibu melakukan relaktasi. Semakin muda usia bayi, semakin mudah relaktasi dilakukan dan Melakukan RelaktasiSaat Moms memulai kembali perjalanan dengan relaktasi, penting memahami bahwa semua orang berbeda dan menanggapi upaya relaktasi pun dengan tingkat kesuksesan yang berbeda. Bahkan ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melakukan relaktasi yaitu1. Persiapkan MentalFoto Relaktasi Foto Orami Photo StockSebaiknya, Moms mendiskusikan terlebih dulu alasan-alasan yang memutuskan relaktasi, beritahu Dads dan ajaklah keluarga untuk membantu Moms mempersiapkan mentalBersiap-siaplah untuk menghadapi stres yang mungkin akan Moms alami selama minggu-minggu pertama dimulainya masa relaktasi. Ada kemungkinan bayi menolak menyusu langsung dari payudara Moms, atau bayi akan lebih banyak menangis karena merasa frustasi dengan sedikitnya ASI yang mulai dukungan mental dari orang-orang terdekat di sekitar Moms, selain suami dan keluarga. Misalnya, dokter, konsultan laktasi ataupun teman Moms yang pernah berhasil melakukan kegiatan mindset Moms. Sama halnya dengan ketika pertama kali mulai menyusui setelah melahirkan bayi Moms, confidence kepercayaan diri dan commitment komitmen adalah kunci utama keberhasilan program bahwa Moms akan mampu untuk memberikan yang terbaik untuk bayi Moms, dan walaupun awalnya terasa sangat sulit, namun Moms yakin bahwa perjuangan Moms akan membuahkan hasil yang manis, yaitu Air Susu Lakukan Persiapan AwalFoto Relaktasi Foto ShutterstockFoto Orami Photo StockJika Moms dan Dads telah dengan mantap memutuskan untuk melakukan relaktasi, berikut adalah persiapan awal yang dapat Moms lakukanPastikan Moms cukup makan dan minumMulai meningkatkan konsumsi protein dan cairan ke dalam menu makan Moms sehari-hari untuk membantu mempercepat tubuh dalam memproduksi obat kepada dokter Minta obat yang dapat membantu tubuh dalam memproduksi ASI, atau mulai mengonsumsi jamu ataupun jenis makanan lainnya yang dipercaya dapat meningkatkan produksi beristirahatMulailah mendelegasikan pekerjaan-pekerjaan rumah yang sekiranya bisa Moms delegasikan, karena Moms akan menghabiskan hampir seluruh waktu Moms bersama bayi Moms selama minggu-minggu pertama program jadwal kegiatan Moms diluar rumah, dalam minggu-minggu pertama masa relaktasi sedapat mungkin Moms menghabiskan waktu 24 jam dalam sehari bersama bayi skin to skin contact dengan bayi MomsTidurlah bersamanya baik pada malam maupun siang hari, dekaplah dan gendonglah buah hati Moms sesering mungkin. Katakan kepadanya bahwa Moms sangat mencintainya, dan Moms ingin memberikan yang terbaik untuk bayi Moms, yaitu Juga Cara Mensterilkan Dot Bayi dan Botol Susu yang BenarSebisanya mungkin seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan bayi Moms dikerjakan oleh Moms sendiri. Memandikan, menggantikan popok, menidurkan dan mengajaknya memposisikan bayi pada payudara Moms. Cobalah dengan berbagai cara untuk menemukan kembali posisi yang paling nyaman ketika Moms mulai Atur Waktu untuk RelaktasiFoto Relaktasi Orami Photo StockBerapa lama relaktasi bisa berhasil dilakukan? Tiap tubuh bereaksi berbeda terhadap upaya relaktasi. Namun, Moms dapat melihat beberapa hasil awal dalam waktu sekitar 2 minggu setelah mencoba. Beberapa ahli percaya bahwa jumlah waktu yang dibutuhkan untuk berhubungan sama dengan berapa lama sejak Moms disapih dari bukunya, Breastfeeding Answers Made Simple, Nancy Mohrbacher, IBCLC, menyimpulkan bahwa berdasarkan penelitian yang ada, relaktasi penuh rata-rata membutuhkan waktu sekitar 1 bulan bagi kebanyakan Melakukan RelaktasiFoto Relaktasi Foto Orami Photo StockBerikut ini beberapa tips melakukan relaktasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia1. Bila Bayi Mau MenyusuSusuilah bayi sesering mungkin setiap 1 jam, paling tidak 8-12 kali dalam 24 jam. Gunakan kedua payudara, minimal 10-15 menit setiap payudara pada satu kesempatan menyusui. Pastikan posisi dan pelekatan bayi pada payudara adalah asupan bayi cukup atau tidak dengan memantau buang air kecil bayi minimal 6 kali atau lebih dari sehari. Jangan menggunakan botol susu ataupun dot bayi. Metode finger yaitu memasukkan jari tangan ibu yang bersih sampai menyentuh langit-langit mulut bayi, biasanya digunakan untuk meningkatkan reflex menghisap awal kegiatan dibutuhkan suplemen, baik ASI donor ataupun susu formula, dengan menggunakan alat bantu berupa pemakaian pipa nasogastrik yang dihubungkan ke cangkir atau semprit, dimana sisi yang satu lagi di tempelkan pada dapat mengontrol pengaliran cairan dengan menaikkan atau merendahkan cangkir atau semprit saat bayi menyusu pada payudara drip drop dengan menggunakan cangkir berisi suplemen atau dengan semprit yang diteteskan di payudara saat bayi menyusu merupakan salah satu metode yang sering digunakan, demikian pula dengan alat bantu laktasi lain seperti Lact-Aid Nursing Trainer System Lact- id International Supplemental Nursing System Medela juga dapat Bila Bayi Tidak Mau MenyusuPastikan Si Kecil dalam keadaan sehat. Tingkatkan kontak kulit dengan bayi, mungkin dengan menggunakan metode kangguru. Lakukan pemijatan payudara lalu perah ASI selama 20-20 menit, 8-12 kali sehari. Lebih sering memberikan payudara pada bayi walaupun bayi tidak mau menyusu dan gunakan alat bantu seperti menggunakan botol susu ataupun dot bayi. Monitor asupan bayi dengan memantau urin bayi, minimal 6 kali atau lebih dalam sehari. Lakukan laktasi pada saat ibu dan bayi dalam keadaan tenang dan rileks. Jangan memaksa bayi untuk menyusu. Jika bayi menolak menyusu tentunya hal ini akan mengganggu proses relaktasi. Tunda hingga kondisi nyaman untuk ibu dan konsumsi makanan ibu dengan diet yang sehat dan seimbang. Penggunaan obat-obatan yang dapat membantu stimulasi produksi ASI lactogogues/galactogogue mungkin diperlukan bagi mereka yang tidak berhasil melakukan relaktasiBaca Juga Cara Memandikan Bayi Baru Lahir, Panduan untuk Ibu BaruTips Meningkatkan Produksi ASI saat RelaktasiFoto Relaktasi Foto Orami Photo StockMeskipun Moms mungkin pernah mendengar dari ibu-ibu lain yang bersumpah bahwa mereka meningkatkan produksi ASI dengan makan oatmeal setiap hari atau menyesap teh fenugreek, hanya ada sedikit bukti berkualitas tinggi di luar sana yang membuktikan bahwa makanan ini benar-benar adalah lima makanan untuk meningkatkan suplai ASI saat relaktasi1. Konsumsi FenugreekRamuan ini sering dikonsumsi dalam bentuk teh. Diperkirakan mengandung senyawa mirip estrogen yang dapat membantu meningkatkan produksi umumnya dianggap aman untuk wanita menyusui, tetapi tanyakan kepada dokter atau konsultan laktasi Anda sebelum meminumnya, karena ini bukan untuk semua orang seperti wanita dengan riwayat kanker sensitif hormon dan dapat menyebabkan efek Konsumsi Biji AdasBiji adas yang renyah dan beraroma licorice sering kali muncul dalam apa yang disebut kue laktasi karena dianggap mengandung senyawa mirip estrogen yang dapat meningkatkan suplai penelitian kecil menemukan bahwa konsumsi biji adas memang meningkatkan suplai ASI, serta menambah berat badan bayi. Tetapi penelitian lain belum menemukan manfaat apa Konsumsi Daging dan Unggas tanpa LemakSemua makanan ini kaya zat besi, yang merupakan kunci suplai susu. Tetapi tidak ada penelitian yang menunjukkan hubungan langsung antara konsumsi daging dan peningkatan produksi susu ketika dengan konsultan laktasi atau dokter spesialis menyusui sangat penting saat Moms menangani relaktasi. Para profesional ini akan dapat memberikan tip kepada Moms berdasarkan riwayat kesehatan dan menyusui Moms Juga 9 Rekomendasi ASI Booster untuk Melancarkan Produksi ASIPenting juga bagi Moms untuk tetap berhubungan dengan dokter anak Moms. Moms ingin memastikan Si Kecil terus tumbuh saat Moms beralih dari susu penting untuk memiliki sistem pendukung emosional saat Moms mencoba berhubungan dengan Si Kecil. Moms dapat menghubungi organisasi sukarelawan menyusui untuk mendapatkan dukungan dan kemungkinan terhubung dengan ibu lokal lain yang telah relaktasi. Moms juga mungkin dapat menemukan ibu daring yang telah melakukan ini, ada begitu banyak kesempatan untuk terhubung dengan orang-orang yang senasib dengan Moms. Mereka dapat menyemangati Moms dan membuat Moms merasa tidak terlalu sendirian. Semangat relaktasi!

Alhamdulillah ada beberapa mama yang berhasil lepas kompeng untuk anaknya, ada yang tidak lagi khawatir tentang produksi asinya, ada yang langsung stop sufor dan full ASI, dan ada yang berhasil relaktasi setelah anaknya bingung puting berkat bantuan komunitas kita. Pengalaman Relaktasi - Dwi Nuryani (32 th) Sukses Menyapih dengan Cinta Relaktasi perlu dilakukan bila mama sempat berhenti menyusui si Kecil karena alasan tertentuMama pernah berhenti menyusui dan berniat kembali melakukannya? Bila iya, yuk coba melakukan relaktasi, Ma. Relaktasi adalah suatu upaya yang dilakukan agar ASI kembali lancar walau sempat berhenti menyusui. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh ibu yang sempat berhenti menyusui karena beberapa hal, namun memutuskan untuk memulainya kembali. Kenapa mama perlu melakukan relaktasi?Ketika bayi tidak menyusu dalam beberapa hari atau beberapa minggu, biasanya produksi ASI menjadi tidak lancar. Hal ini disebabkan karena tidak terstimulasinya payudara Mama oleh isapan bayi. Maka dari itu mama membutuhkan relaktasi bagaimana cara melakukan relaktasi? Berikut tips relaktasi yang sudah rangkum. Yuk, disimak, Ma!1. Mengenalkan si Kecil sudah tidak menyusu dalam waktu yang lama, maka si Kecil kemungkinan besar bisa mengalami 'bingung puting'.Bingung puting merupakan kondisi saat bayi tidak lagi mengenali puting mama. Hal ini bisa terjadi karena bayi sudah terbiasa dengan dot atau empengnya ketika berhenti menyusu. Akibatnya, bayi tidak tahu cara menyusu yang dapat mengatasinya dengan sesering mungkin menempelkan puting ke mulut si Kecil. Terutama, ketika ia merasa lapar. Namun, pastikan si Kecil merasa nyaman ya Ma, jangan melakukannya dengan paksaan karena ini dapat membuat ia menjadi trauma dan justru menolak untuk Bangun kedekatan dengan si KecilPexels/PixabayBangunlah kedekatan dengan si Kecil. Sebab, tidak menyusu dalam waktu lama dapat membuat Mama kehilangan bonding dengan buah bisa membangun bonding dengan cara memeluk si Kecil, memberikan ciuman, dan mendekatkannya pada dada Mama sambil mencoba berbagai posisi Picks3. Memompa payudaraCara lain yang bisa Mama terapkan adalah dengan rajin memompa payudara dengan menggunakan alat pompa ASI. Pompalah ASI setidaknya 2 sampai 3 jam sekali, agar payudara lebih sering pumping juga dapat membantu mengosongkan payudara mama agar ASI tidak menumpuk. Seperti yang sudah diketahui juga, payudara yang penuh bisa membuat Mama merasa tidak nyaman bahkan dapat menyebabkan payudara membengkak atau Melakukan pijat memompa payudara, Mama juga bisa melakukan pijatan lembut pada payudara untuk merangsang ASI supaya kembali pijatan dengan gerakan memutar, mulai dari pangkal payudara hingga ke ujung puting dengan menggunakan minyak zaitun atau minyak esensial lainnya. Pijatlah payudara dengan tekanan yang lembut agar kelenjar ASI tidak sakit dan Meminta bantuan suamiSelain melakukan secara mandiri, Mama juga bisa meminta bantuan papa untuk melakukan pijatan pada payudara. Pasalnya, sentuhan suami tidak hanya dapat membantu melancarkan sumbatan pada kelenjar ASI, namun juga dapat memicu hormon ahli meyakini bahwa hormon oksitosin dapat memperbanyak produksi ASI dan melancarkan ASI Mengkonsumsi makanan perangsang ASIPexels/Ella OlssonSelain melakukan perawatan dari luar, Mama juga bisa merangsang produksi ASI dari dalam dengan mengkonsumsi makanan bernutrisi yang dapat melancarkan produksi ASI, seperti kacang-kacangan, sayur hijau dan Memperbanyak minum air putihSelain mengonsumsi makanan penuh nutrisi, Mama juga harus memperbanyak asupan air putih. Air putih diyakini dapat membuat tubuh tetap segar dan mampu menjaga suplai hanya itu, rutin minum air putih minimal dua liter sehari bisa menghindari mama dari risiko dehidrasi, dia berbagai tips untuk melakukan relaktasi, Ma. Bagaimana, sudah siap untuk menyusui kembali?Baca JugaHasil Penelitian Menyusui Bisa Meningkatkan Fungsi Otak MamaAmankah Tertidur saat Menyusui?ASI Eksklusif Bisa Membuat Bayi Lebih Cerdas, Mitos atau Fakta?
Relaktasibiasanya melibatkan 2 inisiatif: 1. Membawa bayi supaya mahu semula minum daripada payudara ibu. 2. Meningkatkan semula produksi susu ibu supaya ibu berupaya menyusukan anaknya secara eksklusif tanpa suplemen lain (terutamanya susu formula) Secara keseluruhannya, artikel ini ditulis bagi menjelaskan kedua dua inisiatif di atas.
Sebagaimana ibu-ibu lainnya saat menyusui, pasti bermunculan problem satu persatu. Salah satu problem yang paling ditakuti yaitu adalah bingung puting. Berawal dari masa cuti kerja saya yang sudah habis, akhirnya saya memutuskan menggunakan dot untuk meminumkan ASI untuk anak saya. Awalnya anak saya biasa-biasa saja dan tetap mau menyusu secara langsung, namun di hari kedua saya kembali kerja, saya menemukan fakta bahwa ia tidak mau lagi menyusu dengan saya secara langsung. Rasanya jangan ditanya, patah hati sekali. Saya berusaha berpikir positif, saat itu anak saya sedang dalam kondisi mengantuk sehingga tidak mau menyusu langsung dengan saya. Saya pun merelakan anak saya menyusu menggunakan dot. Akan tetapi, di hari-hari selanjutnya ternyata ia tetap menolak dan malah menangis kencang setiap saya berusaha memaksakan menyusui langsung. Saya merasa sangat panik. Saya merasa khawatir jika ia tidak menyusu langsung dengan saya, akan mempengaruhi supply and demand ASI di tubuh saya. Saya tidak mau anak saya ketergantungan dengan dot, dan saya tidak siap menjadi mama pumping. Hari demi hari pun saya lalui tanpa menyusui langsung dengan anak saya, dan stok ASIP di kulkas yang semakin menipis karena saya harus berkejar-kejaran stok setiap harinya. Saya pun berdiskusi dengan suami saya bagaimana cara mengembalikan agar anak saya lupa dengan dot dan mau menyusu langsung dengan saya lagi. Kami pun sepakat setelah saya resign dari pekerjaan, saya dan suami harus bisa membuat buah hati kami mau kembali menyusu secara langsung. Saya tidak siap menjadi mama pumping karena saya merasa tidak punya waktu banyak untuk bisa pompa asi terus-terusan sementara saya juga harus menjalankan peran jadi ibu rumah tangga. Saya pun mencari tahu dan membaca berbagai bacaan untuk mengetahui metode yang tepat agar meminimalisir rasa trauma dan tidak menyiksa bayi. Saya pun menemukan bahwa ada satu metode yang dinamakan Relaktasi. Relaktasi adalah praktik menyusui kembali bayi langsung ke payudara setelah dalam kurun waktu tertentu tidak menyusui atau menyusui secara parsial mencampur pemberian ASI dengan makanan / minuman selain ASI karena alasan tertentu. Relaktasi dapat dilakukan dengan diawali niat yang kuat untuk kembali menyusui. Ajak pasangan dan anggota keluarga serta orang-orang terdekat untuk mendukung ibu melakukan relaktasi. Semakin muda usia bayi, semakin mudah relaktasi dilakukan dan berhasil. Setelah membaca-baca mengenai relaktasi, saya dan suami pun sepakat untuk mempraktekannya. Hari itu pun tiba, hari yang telah saya dan suami sepakati untuk melakukan relaktasi. Setelah melalui satu hari yang terasa panjang, akhirnya boleh dikatakan usaha relaktasinya berhasil. Hari-hari selanjutnya pun akhirnya bayi saya mau menyusu langsung dengan saya. Nah, buat Moms yang juga ingin melakukan relaktasi, saya akan share Beberapa tips dan langkah yang bisa moms lakukan di rumah ya 1. Pastikan saat melakukan relaktasi ini, Moms mendapatkan dukungan penuh dari suami. Jika di rumah ada anggota keluarga lainnya, minta mereka untuk mendukung usaha Moms ya! Berikan juga alasan mengapa Moms ingin kembali menyusui langsung dan tidak menggunakan dot lagi. 2. Bulatkan tekad dan niat. Percayalah Moms tanpa tekad dan niat yang kuat tidak akan berhasil jalannya relaktasi. 3. Jauhi dot dan perbanyak skin to skin. Usahakan lakukan skin to skin sesering mungkin, semisal sehabis mandi, sebelum tidur, saat main, dan lain sebagainya. Moms bisa menggunakan kimono dan menggendong anaknya menggunakan babywrap dan berpelukan skin to skin. 4. Perbanyak sabar. Wajar jika diawal proses, anak Moms menangis atau bahkan mengamuk menolak tidak mau menyusu. Jangan dipaksa ya Moms, nanti bisa timbul trauma. Gendong dan tenangkan dulu, baru setelah tenang proses menyusui bisa diulang lagi. Proses ini akan memakan waktu dan kesabaran serta keteguhan hati untuk tidak lagi memberikan dot kepada anak ya Moms. Saat itu saya dan suami sepakat jika hingga 3 jam anak kami tidak juga mau menyusu, maka kami harus mengalah pada dot. Namun ternyata tidak! Sebelum 3 jam, anak kami akhirnya mau menyusu. 5. Sounding. Sounding adalah kunci keberhasilan juga dalam proses relaktasi. Saya terus membisiki anak saya agar ia kembali mau menyusu dengan saya. Bisikkan kalimat sayang dan semangati ia agar kembali bisa menyusu langsung. Terlihat mudah kan ya Moms? Hihi walau praktiknya tidak semudah itu, tapi Moms bisa mencoba dan mempraktekannya sendiri di rumah loh. Tapi jika Moms tidak kunjung berhasil melakukan relaktasi di rumah, jangan ragu Moms bisa berkunjung dan konsultasi ke dokter laktasi yang ada di kota Moms ya! Yuk download aplikasi Babyo di Android & iOS dan bergabung dengan ribuan Moms lainnya untuk saling berbagi cerita dan mendapatkan rewards! You really don't want to miss out! 4YTx9.
  • hjq44y9814.pages.dev/798
  • hjq44y9814.pages.dev/91
  • hjq44y9814.pages.dev/610
  • hjq44y9814.pages.dev/64
  • hjq44y9814.pages.dev/292
  • hjq44y9814.pages.dev/145
  • hjq44y9814.pages.dev/665
  • hjq44y9814.pages.dev/769
  • hjq44y9814.pages.dev/442
  • hjq44y9814.pages.dev/102
  • hjq44y9814.pages.dev/119
  • hjq44y9814.pages.dev/533
  • hjq44y9814.pages.dev/688
  • hjq44y9814.pages.dev/431
  • hjq44y9814.pages.dev/223
  • pengalaman ibu yang berhasil relaktasi